Liputan6.com, Jakarta - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) Selasa sore secara langsung melepas ekspor produk Indonesia ke Amerika Serikat (AS). Produk-produk yang diekspor mulai dari produk tekstil hingga produk alas kaki.
Yang lebih spesial dalam ekspor langsung (direct call) ini adalah dengan menggunakan kapal raksasa ukuran 10 ribu TEUS dari CMA CGM.
"Dengan kapal besa kita ingin tunjukkan bahwa ekonomi kita tetap jalan dengan baik, tangguh, terus bergerak. Makanya saya datang ke Tanjung Priok dalam rangka pelepasan ekspor ke Amerika Serikat," kata Jokowi di Tanjung Priok, Selasa (15/5/2018).
Advertisement
Baca Juga
Jokowi juga mengapresiasi apa yang dilakukan PT Pelindo II (Persero) dengan terus mendatangkan kapal-kapal ukuran jumbo. Kapal CMA CGM dengan ukuran mulai dari 8.000 TEUS hingga 10 ribu TEUS ini kini sudah berlabuh di Priok selama satu minggu sekali.
Dengan menggunakan kapal-kapal besar dalam melakukan direct call ini, Jokowi klaim biaya ekspor bisa lebih murah. "Tadi saya tanya ke Dirut Pelindo II kalau menggunakan kapal besar ini bisa hemat USD 300 per kontainer," tegas Jokowi.
Dia menuturkan, apa yang dilakukan di Pelabuhan Tanjung Priok ini menjadi bagian dari rencana pemerintah menjadikan Indonesia sebagai jalur perdagangan dunia. Dengan begitu, ekonomi Indonesia akan terus tumbuh dan biaya logistik lebih efisien. (Yas)
JK: Rupiah Melemah, Pendapatan Ekspor RI Bakal Meningkat
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menjelaskan dampak positif dari nilai tukar rupiah melemah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) hingga menyentuh level 14.036. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tertekan dapat dongkrak pendapatan ekspor Indonesia.
"Jadi dengan sedikit pelan-pelan itu rupiah melemah itu berarti pendapatan ekspor kita akan lebih besar dan juga dalam negeri akan menjadi lebih pendapatannya naik," kata JK di Kantornya, Jl Merdeka Utara, Selasa 8 Mei 2018.
Di sisi lain, rupiah melemah akan berdampak dengan kenaikan harga-harga bahan baku impor. Akan tetapi, kata Jusuf Kalla hal tersebut bisa diselesaikan dengan mendorong beberapa pihak untuk memproduksi.
"Di lain pihak memang akan terjadi kenaikan harga-harga yang bahan baku impor, tapi itu bisa diselesaikan dengan mendorong orang untuk produksi dalam akibat impor mahal," papar JK.
Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, kata JK membuat pemerintah dan Bank Indonesia (BI) agar bisa mengambil langkah cepat. Jadi hal tersebut kata JK adalah tanggung jawab BI dan pemerintah.
"Dalam hal moneter seperti itu, seperti kita tahu adalah tanggung jawab Bank Indonesia. Bank Indonesia bisa intervensi sehingga jangan tiba-tiba terlalu naik, kalau naik itu pelan-pelan dan juga kemudian sekitar Rp 14 ribu itu tugas BI dan pemerintah sepakat," kata JK
Advertisement