GMF AeroAsia Gelontorkan Belanja Modal Rp 1,4 Triliun Sepanjang 2018

GMF AeroAsia menyiapkan belanja modal senilai USD 100 juta atau sekitar Rp 1,4 triliun di 2018.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Mei 2018, 20:06 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2018, 20:06 WIB
20150928-Garuda Resmikan Hanggar Terbesar di Dunia-Tangerang
Teknisi melakukan maintenance pesawat di Hanggar 4 GMF Aero Asia di area Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin (28/9). Hanggar ini menjadi hanggar perawatan pesawat berbadan kecil terbesar di dunia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Maintanance Facility AeroAsia Tbk atau GMF AeroAsia menggelontarkan belanja modal atau Capital Expenditure (Capex) pada 2018 ini sebesar USD 100 juta atau setara dengan Rp 1,4 triliun. Hingga kuartal I, perusahaan dengan kode emiten GMFI sudah menggunakannya sebanyak USD 18,2 juta atau sekitar Rp 254,8 juta.

Direktur Utama GMF Iwan Joenarto mengatakan, dana yang telah dibelanjakan sepanjang kuartal pertama digunakan untuk perluasan bisnis dan upgrade beberapa kapabilitas seperti pesawat A330, serta pengembangan kapabilitas di luar negeri.

"Sekitar USD 18 juta (belanja modal yang terserap), kuartal I dengan prinsip kehati-hatian apa yang kita investasikan harus return yang baik, baik return periodenya maupun return investasinya," ujar Iwan saat ditemui di Kantor Pusat Garuda Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (30/5/2018).

Lebih lanjut Iwan mengungkapkan, nantinya akan ada kerja sama antara GMF dan investor dalam menyusun strategi pengembangan bisnis GMF, baik di regional maupun internasional. Dengan demikian, diharapkan mampu mendorong pengembangan bisnis GMF ke depannya.

"Bulan Juni ini akan ada join bussiness plan jadi anggaran memang USD 100 juta tetapi kita review bareng karena mereka juga menempatkan uang mereka juga menempatkan kerjaan mereka meng-upgrade pekerjaan kita nanti kita akan ketemu bersama angka yang lebih pasnya. Jangan asal gelontor ini kan dana go public, dana yang kita pinjam," terangnya.

Sebagai informasi, GMF berhasil membukukan kinerja positif di kuartal I 2018. Perusahaan mencatat pendapatan operasional senilai USD 115,9 juta atau meningkat 9,3 persen Year on Year (YoY) dibandingkan kuartal yang sama pada tahun sebelumnya yang hanya mencapai USD 106,1 juta. Pada kuartal pertama 2018, GMF membukukan laba operasional USD 12,8 juta, meningkat dari USD 12,5 juta di kuartal I 2017 (tumbuh 2,2 persen YoY). Sementara laba bersih sebesar USD 7,4 juta (margin 6,3 persen).

 

Reporter : Dwi Aditya Putra

Sumber : Merdeka.com

GMF Catatkan Pendapatan Operasional USD 115,9 Juta pada Kuartal I 2018

20151106-Hanggar 4 GMF Kurang Teknisi, Pembenahan Pesawat Terhambat
Teknisi tengah melakukan perbaikan pesawat di Hanggar 4 GMF, Tangerang, Jumat (6/11/2015). Untuk mendukung operasional hanggar tersebut dibutuhkan setidaknya ratusan teknisi hingga akhir tahun.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMF) berhasil membukukan kinerja positif dikuartal I 2018 ini. Perusahaan dengan kode emiten GMFI mencatat pendapatan operasional senilai USD 115,9 juta atau meningkat 9,3 persen (Year on Year/YoY) dibandingkan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya yang tercatat USD 106,1 juta.

Pada kuartal pertama 2018, GMF juga mencatatkan laba operasional USD 12.8 juta, meningkat dari USD 12,5 juta di kuartal pertama 2017, tumbuh 2,2 persen jika dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Alhasil, laba bersih tercatat USD 7,4 juta (margin 6,3 persen).

Direktur Utama GMF, Iwan Joeniarto mengatakan, bahwa sumbangsih pendapatan di kuartal pertama tersebut didapat dari kontribusi Line Maintenance sebesar USD 20 juta sedangkan Repair & Overhaul yang didalamnya merupakan bisnis airframe, component dan engine, sebesar USD 95,9 juta.

"Porsi ini sesuai dengan target perusahaan yaitu fokus pada bisnis perawatan komponen pesawat,” ujar Iwan dalam Laporan Kruangan Kuartal pertama, di Gedung Garuda Indonesia, Jakarta, Rabu (30/5/2018).

Iwan mengatakan, di samping kinerja keuangan yang baik, GMF juga menghasilkan performa operasional yang gemilang. GMF berhasil mencatat tingkat dispatch reliability sebesar 99,64 persen. Selain itu, GMFI juga mencatatkan angka 100 persen pada aspek Turn Around Time.

Selain itu, pada kuartal pertama 2018 sejumlah pencapaian juga berhasil didapat. Beberapa peningkatan kapasitas dan kapabilitas berhasil dilakukan diantaranya penambahan kapabilitas airframe check untuk Boeing 737 Max, penambahan kapabilitas perawatan komponen pesawat sebanyak 56 part numberuntuk berbagai jenis pesawat, serta penambahan kapasitas hingga 14 line secara simultan untuk hangar narrow body (hangar 4).

"Di kuartal I 2018 ini pun GMF telah merealisasikan salah satu Strategic Initiatives-nya dalam pemutakhiran teknologi informasi berupa aplikasi baru Customer Relationship Management,” tambahnya.

Lebih lanjut Iwan mengatakan di kuartal pertama 2018 ini GMF juga akan membawa pelanggan baru yang berasal dari Thailand dan Bangladesh untuk melakukan perawatan beratnya di Hangar GMF, Cengkareng.

“Hal ini merupakan langkah konkret dari upaya peningkatan porsi revenue Non Afiliasi dengan menambahkan portofolio customer. Saat ini pendapatan dari Non Afiliasi meningkat menjadi 43.8 persen sedangkan pada tahun 2017 sebesar 32,6 persen dikuartal yang sama” kata Iwan.

Sementara itu, dikatakan Iwan ditiga bulan pertama 2018 GMF pun ikut serta dalam berbagai ajang internasional yang merupakan bagian strategi GMF dalam meraih pelanggan baru, seperti Singapore Airshow 2018, MRO East Asia, serta International Airlines Technical Pool (IATP).

Selain pelanggan baru, GMF juga menambahkan sertifikasi baru dari Otoritas Penerbangan Sipil Bahrain, Vietnam, Malaysia, Filipina dan juga Nigeria. Tak ketinggalan, Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) yang juga memberikan sertifikasi untuk perawatan pesawat Boeing 737 Max.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya