Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyebutkan masih banyak tantangan bagi perekonomian Indonesia untuk bisa tumbuh minimal 6 persen. Salah satunya dari sisi pertumbuhan kredit.
Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Onny Wijanarko menyebtukan meski pertumbuhan kredit ditargetkan double digit, namun dinilai belum cukup.
Advertisement
Baca Juga
"Kalau mau ekonomi kita tumbuh 6 persen, kredit itu minimal harus tumbuh 16 persen. Kondisi saat ini kalau digenjot maksimal bisa tumbuh 13,5 persen sampai 2023," kata Onny di Gedung Bank Indonesia, Kamis (13/9/2018).
Menurut Onny, ada hal yang harus dioptimalkan dalam penopang pertumbuhan ekonomi selain dari kredit perbankan. Yaitu memaksimalkan, yaitu pengembangan digital ekonomi.
Saat ini, literasi keuangan masyarakat Indonesia masih rendah. Untuk itu melalui digital ekonomi dengan memanfaatkan Fintech ini dapat menutup gap dari sektor perkeditan.
"Banyak nasabah yang tidak teralayani bank, Fintech bisa masuk ke situ. Kalau bisa gerakkan digital landing Indoensia sampai 2023, bisa berkontribusi 2,5 persen," ujarnya.
Ā
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sektor Potensial
Mengenai sektor yang potensial, menurut Onny sektor UMKM bisa menjadi peluang bagi digital landing. Saat ini jumlah UMKM di Indonesia berjumlah 56,9 juta, dimana 98 persen masih tak tersentuh perbankan dan butuh pendanaan modal untuk naik kelas.
Perkembangan mengenai digital ekonomi ini nantinya juga menjadi bahan dalam Annual Meeting IMF/World Bank yang akan dilaksanakan di Nusa Dua, Bali pada Oktober 2018.
Diharapkan, hasil pembahasan dalam pertemuan di Bali nanti, bisa membantu percepatan Indonesia dalam pengembangan Fitntech. Karena Indonesia bermimli menjadi ekonomi digital terbesar di ASEAN.Ā
Advertisement