Liputan6.com, Jakarta - Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dhakiri ,menyatakan investasi sumber daya manusia (SDM) kini menjadi prioritas pemerintah. Hal ini bertujuan agar Indonesia bisa memanfaatkan bonus demografi yang jumlahnya terus meningkat.
"Sehingga dari sisi alokasi anggaran dan dari sisi kebijakan, keberpihakan terhadap anak-anak muda melalui investasi SDM makin kuat,” tutur Hanif Dhakiri di Gedung KLY, seperti ditulis Sabtu (6/10/2018).
Ia mencontohkan, langkah-langkah yang dilakukan pemerintah sebagai bentuk investasi ini antara lain berupa pemberian beasiswa, penguatan akses pelatihan, dan penambahan anggaran.
Advertisement
Baca Juga
Selain itu, Hanif juga menyebutkan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) saat ini mengkaji dua kebijakan untuk menjamin kesejahteraan pekerja di Indonesia. Kebijakan tersebut antara lain dana pengembangan pelatihan (skill development fund) dan asuransi pengangguran (unemployment benefit).
Dana pengembangan pelatihan ini bertujuan agar masyarakat memiliki akses terhadap “triple skills”. Triple skills ini nantinya akan dibagi menjadi tiga tingkatan, yakni skilling, up-skilling, dan re-skilling.
"Yang belum punya skill masuk ke program skilling, yang sudah punya skill agar bisa diperbarui atau ditingkatkan ikut program up-skilling. Yang sudah punya skill tapi ingin mengubahnya bisa ikut re-skilling,” jelas Hanif.
Sedangkan unemployment benefit ditujukan sebagai bantalan sosial bagi pekerja yang terkena PHK. Program ini akan memberikan dana kepada pengangguran selama setahun, dengan harapan dana tersebut dapat dimanfaatkan untuk up-skilling atau re-skilling dan akhirnya mendapat pekerjaan baru.
"Dua kebijakan yang sedang dikaji pemerintah ini untuk memastikan long life learning dan long life employment,” tambahnya.
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.
Persiapan Menuju Industri 4.0
Menghadapi revolusi industri 4.0, pemerintah terus mengupayakan berbagai upaya untuk mempersiapkan masyarakat, khususnya bonus demografi, agar memiliki kemampuan untuk bersaing.
Hanif mengungkapkan, revolusi yang menggabungkan mesin, manusia, dan big data ini banyak mengubah industri, karakter pekerjaan, serta tuntutan skills. Namun, Hanif juga mengingatkan perubahan ini harus dihadapi dengan sikap optimistis.
"Tapi kita kemudian harus responsif, selalu mengikuti perkembangan jaman dan beradaptasi dengan perkembangan itu,” terusnya.
Ia menekankan dalam pesatnya pertumbuhan digital ini, kemampuan soft skill seperti karakter kerja, kreativitas, dan inovasi menjadi begitu penting.
"Kalau para pendahulu bangsa ini mengatakan merdeka atau mati, anak muda sekarang mungkin harus bilang inovasi atau mati,” ungkapnya.
Menanggapi prediksi McKinsey yang menyatakan Indonesia akan menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-7 pada 2030, Hanif menyatakan, pemerintah telah melakukan masifikasi agar hal ini dapat terwujud.
Menurut Hanif, problem dari sumber daya manusia saat ini adalah kuantitas dari SDM berkualitas dan persebarannya.
Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya agar akses pelatihan dan pendidikan berkualitas terus ditingkatkan. Dalam hal ini, pemerintah juga turut menggandeng pihak-pihak lain seperti industri swasta, masyarakat sipil, dan kreator-kreator muda. (Felicia Margaretha)
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement