Ajang G20 Jadi Tegang Akibat Perang Dagang

Ajang G20 di Negeri Tango jadi tegang karena perkara perang dagang.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 24 Nov 2018, 09:00 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2018, 09:00 WIB
Donald Trump Bertengkar dengan Jurnalis CNN
Presiden AS, Donald Trump mengarahkan telunjuk ke jurnalis CNN Jim Acosta saat seorang staf mencoba menarik mikrofon darinya dalam konferensi pers di Gedung Putih, Rabu (7/11). Ketegangan bermula dari pertanyaan sang wartawan soal imigran. (AP/Evan Vucci)

Liputan6.com, Buenos Aires - Ajang G20 tahun ini akan diadakan pada 30 November-1 Desember mendatang di Buenos Aires, Argentina. Perang Dagang pun diramalkan akan menjadi tajuk panas di meja pertemuan.

Serupa dengan ajang Pertemuan IMF-World Bank di Bali lalu, upaya meredakan ketegangan perang dagang akan dilakukan. Kali ini upaya de-eskalasi dilakukan Uni Eropa (UE).

"Kesuksesan pertemuan G20 tahun ini akan diukur oleh kapasitasnya untuk meredakan ketegangan dagang saat ini," ucap seorang pejabat UE yang terlibat dalam persiapan acara ini sebagaimana dikutip Reuters.

Perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok bermula dari Presiden Donald Trump yang mengecam praktik dagang Negeri Tirai Bambu yang dinilai tidak adil serta merugikan kekayaan intelektual AS. Kedua negara pun memberi tarif pada produk impor satu sama lain.

Uni Eropa juga menyadari kekhawatiran AS terhadap praktik dagang Tiongkok, tetapi mereka lebih suka memakai pendekatan lain. Salah satunya adalah memperbaiki peraturan di WTO.  

"Tujuan UE adalah mendorong reformasi di WTO, untuk menyediakan rangsangan politik lewat G20 untuk reformasi dan mendapat update pada progres di pertemuan G20 tahun depan di bawah kepemimpinan Jepang," lanjut pejabat UE tersebut.

Sentimen untuk memperbaiki aturan WTO juga sempat disampaikan oleh Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde di Bali. Ia menyampaikan agar tidak mencederai sistem yang ada karena bisa merugikan berbagai pihak, dan memperbaiki apa yang masih kurang adalah solusi yang lebih baik.

Presiden Donald Trump, Presiden Xi Jinping, Kanselir Angela Merkel, Perdana Menteri Shinzo Abe, Presiden Vladimir Putin, Presiden Moon Jae In, Perdana Menteri Theresa May, dan tentunya Presiden Joko Widodo, adalah sebagian nama yang menjadi partisipan. Raja Salman dan Pangeran Mohammed bin Salman pun juga diperkirakan hadir ke pertemuan G20 ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Puncak Perang Dagang?

Donald Trump mengunjungi American Cemetery of Suresnes di luar kota Paris dalam rangka peringatan berakhirnya Perang Dunia I (AFP)
Donald Trump mengunjungi American Cemetery of Suresnes di luar kota Paris dalam rangka peringatan berakhirnya Perang Dunia I (AFP)

Penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow menyatakan pertemuan G20 akan menjadi puncak perang dagang. Tiongkok pun disebut akan terpojok.

"Ini akan memuncak di G20 -- Saya pikir itu adalah poin kuncinya," ucap Kudlow seperti dikutip The Hill.

Sementara, Presiden Trump mengaku telah siap menemui Presiden Xi dan membuat kesepakatan. Dilansir dari Reuters, Presiden Trump menyebut pihak Tiongkok sangat ingin membuat kesepakatan dengannya karena adanya tarif.

"Tiongkok ingin membuat kesepakatan, jika kita bisa membuat kesepakatan, kita akan buat," ujar Trump kepada wartawan.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya