Gubernur Banten Genjot Pajak Kendaraan di Tangerang

Gubernur Banten Wahidin H. memerintahkan ada pemetaan ulang wilayah pelayanan untuk pajak.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 26 Jan 2019, 17:04 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2019, 17:04 WIB
(Foto: Liputan6.com/Pramita T)
Gubernur Banten Wahidin H (Foto:Liputan6.com/Pramita T)

Liputan6.com, Tangerang - Gubernur Banten, Wahidin Halim menargetkan pendapatan dari pajak kendaraan lebih dari Rp 1, 2 triliun yang dihasilkan di Tangerang. Target itu harus didapatkan dari dua kantor cabang Samsat di kota tersebut. 

"Untuk kantor Cikokol Rp 853.414.600.000 (Rp 853,41 miliar), sementara Cikokol Rp 629.600.700 (Rp 629,60 juta," kata dia, saat mengunjungi Gerai Samsat di Tangcity Mall, Sabtu (26/1/2019). 

Oleh karena itu, untuk pencapaian tersebut, Samsat diharuskan lebih inisiatif dalam mendekatkan diri ke masyarakat, khususnya para wajib pajak.

Misalnya dengan membuka gerai di pusat perbelanjaan dan mobil pelayanan keliling yang berhenti di pusat-pusat keramaian masyarakat. 

"Dengan menghadirkan layanan di pusat kunjungan kita bisa menangkap peluang - peluang yang ada di tempat-tempat seperti ini. Kita perbanyak gerai untuk bisa menjamin dan menjangkau seluruh wajib pajak," ujar dia. 

Lalu, pemerintahannya bekerja sama dengan pihak kepolisian khususnya mengenai wilayah hukum dan wilayah administrasi, mengenai pemasukan pajak ke DKI Jakarta dan Banten. 

Wahidin memerintahkan ada pemetaan ulang wilayah pelayanan, jangan sampai perusahaan dan memetap di Tangerang, tapi pajak masuk ke kantong DKI Jakarta. 

Wahidin mencontohkan, potensi yang belum digarap maksimal ada di kawasan industri Serang. Kendaraan di wilayah tersebut justru membayar pajak ke DKI Jakarta. 

"Seluruh mobil wilayah Banten bayar pajaknya di Banten. Jangan ke Jakarta. Karena pajaknya digunakan untuk membangun Banten. Jangan kalau jalannya dan lingkungannya rusak nuntutnya ke kita. Jangan nuntut lebih fasilitasnya," tegasnya. (Pramita Tristiawati) 

 

BI: Pertumbuhan Ekonomi Banten di Atas Nasional

Ilustrasi Bank Indonesia (2)
Ilustrasi Bank Indonesia

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan (KPw) Banten menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Banten mencapai 5,89 persen. Angka tersebut di atas dari realisasi nasional yang tercatat 5,1 persen. 

Selain itu, pencapaian ini juga lebih tinggi dari target nasional yang dicanangkan Menteri keuangan Sri Mulyani yang di angka 5,4 persen dan BI yang di level 5,2 persen.

"Perbaikan kinerja ekspor serta masih tingginya level konsumsi masyarakat sepanjang tahun, menjadi motor utama penggerak perekonomian Banten di tahun 2018," kata Rahmat Hernowo, Kepala BI KPw Banten, dikantornya, Kota Serang, Banten, Senin 10 Desember 2018.

Pasokan dan kestabilan harga di Banten di anggap stabil oleh BI Banten. Kemudian stabilitas keuangan dan pertumbuhan indikator makro perbankan Banten, berada di atas pertumbuhan nasional dengan level risiko yang berada di bawah nilai indikatif.

"Ketidakpastian ekonomi global akan mendatangkan sejumlah gelombang tantangan dan risiko yang perlu kita semua waspadai, dalam perjalanan perekonomian domestik dan regional di tahun mendatang," terangnya.

Dia menuturkan, selama 2018 banyak tantangan dalam perekonomian nasional, seperti pertumbuhan ekonomi Dunai yang cukup tinggi, kemungkinan akan melandai ditahun 2019.

Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat diprakirakan akan menurun, sedangkan di Uni Eropa dan Tiongkok melandai. Sementara itu, tekanan inflasi mulai tinggi di Amerika Serikat dan cenderung akan meningkat di Uni Eropa dan sejumlah negara lain.

Keduanya, kenaikan suku bunga bank central AS, the Fed akan diikuti oleh normalisasi kebijakan moneter di Uni Eropa dan sejumlah negara maju lainnya.

Lalu, ketidakpastian di pasar keuangan global mendorong tingginya premi risiko investasi ke negara Emerging Markets. Ketidakpastian semakin tinggi dengan munculnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat, dengan sejumlah negara lain khususnya rebalancing di Tiongkok, terjadinya krisis ekonomi Argentina dan Turki, serta sejumlah risiko geopolitik.

Karenanya Banten yang lokasinya dekat dengan Jakarta, memiliki potensi besar untuk menopang perekonomian nasional. Selain itu, Banten memiliki kawasan industri seluas satu persen dibandingkan kuas wilayahnya.

Kemudian banyaknya Proyek Strategis Nasional (PSN), seperti tol Serang-Panimbang, KEK Tanjung Lesung, rencana pembangunan PLTU Suralaya unit 9 dan 10, hingga pembangunan dua waduk besar.

"Posisi geografis yang strategis, basis industri yang besar, kesiapan infrastruktur konektivitas dan energi yang baik, menjadikan Banten sebagai salah satu provinsi yang memiliki daya saing perekonomian yang tinggi," kata dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya