Pemilu Bakal Jadi Sumber Pertumbuhan Ekonomi di 2019

Pembangunan infrastruktur khususnya di DKI Jakarta pada tahun ini, yang diperkirakan tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 07 Feb 2019, 11:15 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2019, 11:15 WIB
Gerakan Kebajikan Pancasila Gelar Aksi Pemilu Gembira Melawan Hoax
Spanduk penuh tanda tangan warga saat Gerakan Kebajikan Pancasila meggelar aksi Pemilu Gembira Melawan Hoax di kawasan Car Free Day (CFD) Bundaran HI, Jakarta, Minggu (3/1). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 akan lebih baik. Hal ini sejalan dengan tingkat konsumsi rumah tangga diperkirakan akan terus membaik.

Tidak hanya itu, BI juga memandang ada sumber pertumbuhan ekonomi yang tak ada di tahun-tahun biasanya, yaiti penyelenggaraan pesta demokrasi, khususnya pemilihan umum legislatif dan pemilihan presiden.

"Penyelenggaraan pesta demokrasi, khususnya pemilihan umum legislatif dan pemilihan presiden pada tahun ini akan mendorong pertumbuhan konsumsi Lembaga Non-Publik yang melayani Rumah Tangga (LNPRT), sejalan dengan semakin masifnya konsolidasi dan koordinasi partai-partai politik menjelang hari pemilihan," kata Deputi Direktur Kantor Perwakilan BI DKI Jakarta Sithowati Sandrarini, Kamis (7/2/2019).

Pembangunan infrastruktur khususnya di DKI Jakarta pada tahun ini, yang diperkirakan tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya. Ini akan berpengaruh pada melambatnya pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dan Lapangan Usaha Konstruksi.

"Shingga dapat menjadi faktor yang menahan pertumbuhan ekonomi untuk tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun lalu," tambah dia.

Untuk itu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta akan terus memonitor berbagai perkembangan baik di tingkat regional, nasional, maupun eksternal, sekaligus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Mendag: Negara Lain Apresiasi Pertumbuhan Ekonomi RI

Gaya Mendag Enggartiasto Lukita Saat Pemotretan
Mendag Enggartiasto Lukita saat pemotretan dalam kunjungannya ke Kantor Liputan6 di SCTV Tower, Jakarta (4/5). Enggartiasto tercatat pernah memegang jabatan antara lain Ketum Real Estate Indonesia (REI), periode 1992-1995. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Menteri Perdagangan (Mendag), Enggartiasto Lukita menyatakan, pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh Indonesia mendapatkan apresiasi dari banyak negara.

Sebab, Indonesia dinilai menjadi salah satu negara yang mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi di atas lima persen, di tengah ketidakstabilan ekonomi dunia.

Dia mengungkapkan, pada kuartal VI 2018, sesuai dengan data yang baru saja dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Indonesia tumbuh 5,18 persen. Sedangkan sepanjang 2018, ekonomi Indonesia tumbuh 5,17 persen.

"Di kuartal VI pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,18 persen. Sedangkan sepanjang 2018 kita tumbuh 5,17 persen. Soal pertumbuhan ekonomi ini, saya mendapatkan apresiasi  dari negara lain. Sebab realisasi di dunia menurun, begitu juga dengan negara lain," ujar dia di Kantor Mayora Group, Jakarta, Rabu (6/2/2019). 

Meski demikian, Enggartiasto menyatakan pemerintah tidak akan puas dengan pertumbuhan ekonomi sebesar ini. Untuk mencapai pertumbuhan yang lebih tinggi lagi, pemerintah akan terus mengenjot ekspor.

"Kita bisa mencapai target yang sudah disampaikan Pak Presiden. Pak Presiden juga selalu tekankan untuk dorong investasi dan ekspor. Itu harus terus berlanjut," kata dia.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018 ini juga mendapatkan respons positif dari Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Georgievna Vorobieva. Menurut dia, dengan ekonomi yang terus tumbuh, semakin besar kerja sama ekonomi yang bisa dijalin antara Rusia dengan Indonesia.‎

‎"Soal pertumbuhan ekonomi kami gembira melihat kenaikan berkelanjutan ini. Rusia pertumbuhan ekonomi kami lebih rendah dibandingkan Indonesia. Itu berarti pertumbuhan yang berkelanjutan memberi dasar untuk meningkatkan hubungan dagang ekspor impor," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya