Menteri Susi: Penenggelaman Kapal Bikin Asing Takut Curi Ikan di RI

Menteri KKP Susi menilai, efek jera itu kini telah terasa antara lain tidak ada lagi ribuan kapal ikan asing yang menangkap ikan di kawasan perairan Indonesia.

oleh Aceng Mukaram diperbarui 05 Mei 2019, 08:00 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2019, 08:00 WIB
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti di 3rd Bali Tuna Conference (Dok Foto: Humas KKP)
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti di 3rd Bali Tuna Conference (Dok Foto: Humas KKP)

Liputan6.com, Pontianak- Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menegaskan, kegiatan penenggalaman kapal ikan asing yang menangkap ikan secara ilegal di kawasan perairan nasional akan menghasilkan efek jera. Ini merupakan solusi pemberantasan pencurian ikan.

"Saya sudah bicara kepada Bapak Presiden bahwa tidak ada cara lain selain deterrent effect (efek jera) yang akan memudahkan kita untuk keluar dari persoalan lama (penangkapan ikan secara ilegal)," ujar Susi, Minggu (5/5/2019).

Menteri Susi bersama jajaran KKP dan Satgas Anti Illegal Fishing sedang berada di Pontianak, Kalimantan Barat pada Sabtu pekan ini untuk menenggelamkan kapal ikan ilegal. Pada tahap pertama, 13 kapal berbendara Vietnam pelaku ilegal fishing ditenggelamkan di Perairan Datuk, Kalimantan Barat.

Susi menilai, efek jera itu kini telah terasa antara lain tidak ada lagi ribuan kapal ikan asing yang menangkap ikan di kawasan perairan Indonesia. Saat ini yang ditangkap hanya ratusan kapal.

"Kalau kita tidak firm (tegas), maka yang ratusan ini bisa berkembang menjadi ribuan kapal,” ujar dia.

Susi menegaskan, Presiden Joko Widodo berkomitmen dengan membentuk satgas 115. Ini agar tidak ada lagi ego sektoral dan kepentingan negara untuk memberantas pencurian ikan menjadi satu.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Beri Dampak Positif untuk Sektor Perikanan dan Kelautan

Menteri Susi Akan Tenggelamkan 51 Kapal Pencuri Ikan
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (kiri) berbincang dengan Koordinator Staf Khusus Satgas 115 Mas Achmad Santosa saat memberi keterangan pers di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (30/4/2019). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Susi menceritakan kondisi sebelumnya pembukaan izin kapal asing membuat 10 ribu kapal asing beroperasi di Indonesia menjadi hal biasa. Susi menuturkan, hal tersebut berdampak terhadap ekonomi Indonesia terutama di sektor perikanan dan kelautan.

"Stok ikan kita puluhan juta jadi 7,1 juta ton pada 2014, rumah tangga nelayan berkurang separuhnya, 115 eksportir tutup karena kekurangan bahan baku. Dan lebih 10 ribu kapal (asing-red) beroperasi di Indonesia seperti biasa. Itu adalah satu, saya anggap sebuah katastrok terjadi, dan jadi hal biasa,” ujar dia.

Oleh karena itu, ia mendorong penenggalaman kapal yang mencuri ikan secara ilegal untuk memberikan efek jera. Selama dua tahun melakukan kegiatan penenggalaman kapal yang mencuri ikan secara ilegal, menurut Susi berdampak positif terhadap ekonomi.

Ini ditunjukkan dengan stok ikan jadi 12,5 juta ton dari tujuh ton. Pada akhir 2018, diperkirakan stok 13 juta ton. Indonesia juga mencatatkan neraca perdagangan sektor perikanan di Asia Tenggara di peringkat pertama, ini hal yang belum pernah terjadi.

"Sukses dalam empat tahun itu revenue dari Rp 2 triliun menjadi Rp 15 triliun. Di Sulut ekspor naik 800 persen, di Morotai kemarin saya PADnya 1.000 persen. Ini dirasakan oleh masyarakat dan pemerintah. Jadi penenggalaman kapal jangan hanya dilihat dari tenggelamkan tetapi economy reverse dan reward. Perikanan tidak defisit, dan pertumbuhan di atas nasional," kata dia.

Ia mengharapkan, semua pihak memiliki persepsi sama untuk memberantas kapal pencuri ikan di Indonesia. "Kita perangi dulu ilegal fishing," tutur dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya