Liputan6.com, Jakarta Jelang perayaan Lebaran 1440 H, Bank Indonesia menghimbau kepada seluruh pegawainya untuk tidak menerima segala hal yang bersifat bingkisan.
Direktur Eksekutif Departemen komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko menegaskan apa yang menjadi araha ini sejalan dengan kode etik dan prinsip tatakelola yang baik (good governance).
"Dewan Gubernur dan seluruh pegawai Bank Indonesia berkomitmen untuk tidak menerima dan/atau meminta hadiah atau gratifikasi dalam bentuk apapun, termasuk saat menjelang Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1440 Hijriah," tulis dia dalam keterangannya, Selasa (28/5/2019).
Advertisement
Baca Juga
Onny menegaskan, Bank Indonesia sangat menghargai dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, seperti rekanan/vendor/mitra kerja dan pihak ketiga lainnya terhadap komitmen ini, dengan tidak memberikan hadiah ataupun gratifikasi dalam bentuk apapun baik secara langsung maupun tidak langsung kepada Anggota Dewan Gubernur dan pegawai Bank Indonesia.
Hal tersebut sesuai dengan ketentuan internal Bank Indonesia dan sejalan dengan surat Komisi Pemberantasan Korupsi No.B/3956/GTF.00.02/01-13/05/2019 tanggal 8 Mei 2019 perihal Imbauan Pencegahan Gratifikasi Terkait Hari Raya Keagamaan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jelang Lebaran, BI Siapkan Layanan Penukaran Uang di 2.941 Titik
Bank Indonesia (BI) tengah mempersiapkan diri memenuhi permintaan masyarakat untuk penukaran uang baru jelang Hari Raya Idulfitri 1440 H.
Hari ini, Bank Indonesia menggandeng 17 bank membuka layanan penukaran uang di Lapangan Parkir IRTI Monas, Jakarta.
Deputi Gubernur BI Rosmaya Hadi mengatakan selain di Jakarta pihaknya juga membuka layanan penukaran uang di 2.941 titik seluruh Indonesia. Layanan penukaran uang tersebut naik signifikan jika dibandingkan dengan tahun lalu sebanyak 1.176 titik.
"Tempat penukaran uang sekarang berapa titik, tahun lalu 1.176 titik sekarang kita tingkatkan jadi 2.941 titik. Ternyata Kepulauan Riau mendadak ingin ikutan tambah titik 46. Sekarang jumlahnya 2.941 titik se-Indonesia," ujarnya di Monas, Jakarta, Jumat (17/5/2019).
Rosmaya melanjutkan, bank sentral sangat mendukung penambahan titik-titik resmi penukaran uang. Hal tersebut sebagai salah satu upaya untuk menekan peredaran uang palsu dan menghindari jasa penukaran uang yang merugikan masyarakat.
"Kenapa BI semangat titik-titik penukaran ditambah, karena kita ingin sekali hapuskan kegiatan orang tak bertanggung jawab untuk uang palsu. Jaman begini kan ada aja uang palsu. Supaya masyarakat nukar di tempat resmi jangan di pinggir jalan," jelasnya.
Advertisement
Himbauan BI
Rosmaya mengimbau agar masyarakat tetap memperhatikan keaslian uang yang diperoleh ketika sudah ditukarkan. Cara mengetahui keaslian uang dapat dilakukan dengan langkah 3D yaitu dilihat, diraba dan diterawang.
"Saya imbau masyarakat tukar lah uang di tempat resmi penukaran perbankan dan yang ditetapkan BI kas kelilingi. Wilayah 3T pun kita layani. Kemudian lihat ciri-ciri keaslian Rupiah harus lihat ciri-ciri keasliannya. Kita sudah edukasi bahwa ciri-cirinya banyak mulai benang pengaman, gambar, macam-macam, jenis kertas. Kalau keaslian 3D, dilihat, diraba, diterawang," tandasnya.