Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah akan membangun jaringan gas (jargas) sebanyak 293.533 Sambungan Rumah Tangga (SR) di 53 kota kabupaten dengan dengan usulan anggaran sebesar Rp 3,52 triliun. Proyek tersebut merupakan salah satu prioritas program pro-rakyat Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 2020.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan, usulan ini naik empat kali lipat dari pagu jargas 2019 ini yang hanya sebesar Rp 799,96 miliar. Dengan tambahan ini, total lebih dari 690 ribu rumah akan teraliri jargas di 2020.
Advertisement
Baca Juga
"Usulan dana APBN tersebut naik empat kali lipat dari anggaran tahun ini," kata Agung dikutip dari situs resmi Kementerian ESDM, di Jakarta, Senin (23/6/2019).
Sebagai informasi, hingga akhir tahun 2019 ini Pemerintah akan menyelesaikan 78.216 sambungan rumah tangga (SR) di 17 kota kabupaten. Sementara, total pembangunan jargas hingga 2018 adalah 325.852 SR yang tersebar di 40 kota kabupaten. Dengan penambahan pembangunan di 2019 dan 2020 maka total akan terpasang 697.601 SR pada akhir 2020. Pemerintah menargetkan pembangunan jargas bisa mencapai 4,7 juta SR pada 2025.
Pembangunan jaringan gas, imbuh Agung, merupakan salah satu cara pemerintah untuk memberikan kemudahan terhadap penyediaan gas kepada masyarakat melalui pembangunan infrastruktur.
"Kami asumsikan satu rumah tangga mengkonsumsi 2 tabung LPG 3 kg per bulan, maka jargas tahun depan bisa menghemat konsumsi LPG sebanyak 21,13 ribu Metrik Ton (MT)," jelas Agung.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Harga Murah
Agung menguraikan, meskipun konsumen gas yang disalurkan melalui jargas tidak mendapatkan subsidi langsung, namun harganya lebih murah dibandingkan LPG. Selain itu dari segi keamanan dan kenyamanan juga akan bertambah.
Dari sisi harga, di beberapa kota, Untuk Rumah Tangga (RT) -1 dan Pelanggan Kecil (PK) -1 sebesar Rp 4.250 per meter kubik lebih murah dari pada harga pasar gas LPG 3 kilogram (kg) yang berkisar Rp5.013 sampai dengan Rp 6.266 per meter kubik. "Setidaknya, ini salah satu cara menekan angka subsidi LPG," pungkasnya.
Advertisement