Liputan6.com, Jakarta Sejumlah anak usaha PT Pertamina (Persero) tercatat belum mencapai target produksi minyak siap jual dan gas bumi (lifting migas) pada semester pertama 2019.
Menyikapi hal tersebut, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan coba memberi beberapa saran kepada Pertamina untuk bisa lebih mempercepat produksi migas.
"Saran saya untuk Pertamina memang sih decision making process-nya untuk produksi itu harus jauh lebih cepat. Yang pasti dibikin mekanisme yang menurut saya yang bisa kompetitif lah lawan produsen-produsen asing itu," tuturnya di Jakarta, Rabu (31/7/2019).
Advertisement
Baca Juga
"Dalam pandangan saya ini masak orang Indonesia sendiri yang ngerjain itu bisa lebih lama, itu kan enggak mungkin mustinya," dia menambahkan.
Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat, enam dari sepuluh produsen migas terbesar di Indonesia belum mampu mencapai target lifting migas pada paruh awal tahun ini.
Dari enam produsen itu, lima adalah (milik) Pertamina, yaitu EP, PHM, PHE OSES, PH ONWJ, dan PKHT," sebut Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto beberapa waktu lalu.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tidak Ada Target Politik
Lebih lanjut, Jonan mendesak agar pelaku industri migas harus bisa memproduksi lebih cepat. Sebab menurutnya, semakin lama proses produksi bakal membuat target lebih sulit terpenuhi.
Dia menekankan, hal utama yang menjadi perhatiannya adalah lifting migas harus sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya.
"Ini kan bukan putusan politik. Semua juga kalau bikin plan tanda tangan kok. Pertamina juga kelompoknya tanda tangan. Enggak ada ini target politik, yg riil aja," pungkas Menteri Jonan.
Â
Advertisement