Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Pemerintah Indonesia akan menerima investasi dari pihak Uni Emirat Arab (UEA) hingga sebesar USD 20 miliar.
Pernyataan itu disebutnya usai menerima kunjungan perwakilan Uni Emirat Arab di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Senin (6/1/2020) sore.
Baca Juga
"Tadi persiapan kunjungan Presiden ke UEA, itu angkanya tadi saya lihat bisa USD 20 miliar. Ditandatanganin selama Presiden di sana. Tapi kita masih finalisasi," ujar Luhut saat ditemui di kantornya.
Advertisement
Adapun perjanjian yang akan diteken mencakup beberapa sektor. Antara lain investasi untuk bidang energi, agrikultur, pendidikan, keuangan, infrastruktur, manufaktur, dan Sovereign Wealth Fund (SWF).
"Sudah mencakup semua itu, termasuk empat (investasi di sektor) petrokimia," jelas Luhut.
Keempat bentuk investasi Uni Emirat Arab di sektor petrokimia dan petroleum yakni Adnoc ke Pertamina untuk Kilang Balongan, Masdar ke PLN untuk PLTS Cirata, Mubadala ke Pertamina untuk Kilang Balikpapan, dan EGA ke Inalum untuk aluminium smelter di Kalimantan Utara.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Faktor Kedekatan
Secara jadwal, Luhut melanjutkan, dirinya akan bertolak ke UEA pada Jumat malam, 10 Januari 2020. Sementara Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal menyusul sehari berselang pada Sabtu pagi, 11 Januari 2020.
Luhut pun menyatakan, perjanjian investasi ini dapat terwujud karena faktor kedekatan antara Presiden Jokowi dengan Putra Mahkota Kerajaan UEA, Prince Mohammad bin Zayed.
"Itu sebenarnya karena hubungan pribadi Presiden dengan Prince Mohammad bin Zayed. Kami hanya eksekutor saja," tukas Luhut.
Advertisement