Liputan6.com, Jakarta - Gejolak ekonomi dunia ternyata tidak hanya berdampak pada kenaikan harga emas dan minyak dunia, melainkan juga mendongkrak nilai aset kripto seperti Bitcoin.
Direktur Narfex (one stop platform aset digital) Yansen Dinata menjelaskan, Bitcoin telah mengalami kenaikan meteorik sepanjang paruh pertama tahun 2019. Naik tajam dari level kurang dari USD 3.000, ke level tertinggi mencapai USD 13.800.
"Tahun 2020 harga Bitcoin diprediksi akan terus meningkat. Ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global akan mendorong lebih banyak investor untuk menukar asetnya ke dalam bitcoin karena telah diakui sebagai penyimpan nilai. Selanjutnya pasokan tetap bitcoin yang akan mendorong kenaikan harga sepanjang tahun," terang dia dalam keterangannya, Jumat (24/1/2020).
Advertisement
Baca Juga
Sementara itu, menurut PlanB sebagai Market Analyst terkemuka, Federal Reserve (Bank Central) tidak akan dapat menolak bitcoin sebagai aset safe-haven, karena di tengah resesi global, korelasinya negatif dengan pasar ekonomi makro. Selain itu, gejolak yang baru-baru ini terjadi antara AS dan Iran ikut memberi gambaran yang lebih jelas pada Bitcoin.
Analis Bloomberg dalam laporannya mengatakan reaksi awal Bitcoin terhadap serangan udara AS (3 Januari), adalah ujian yang bagus bahwa crypto yang pertama kali matang menuju versi digital emas. Kejadian tersebut membuat Bitcoin naik dari level terendah dari USD 6.960 pada 2 Januari menjadi USD 8.440 pada 8 Januari.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Mulai Melirik Jadi Bahan Investasi
Menurut Yansen, dengan kejadian-kejadian tersebut dan ketidakpastian global yang terus berjalan, orang-orang mulai menjadikan Bitcoin sebagai salah satu aset pilihan.
"Perlahan banyak yang mulai memindahkan asetnya ke Bitcoin, dan di satu sisi terbatasnya pasokan Bitcoin serta akan terjadi halving yang akan mengurangi block reward dari 12,5 menjadi 6,25 BTC. Demand yang tinggi serta Supply terbatas inilah yang akan menjadi salah satu alasan harga Bitcoin akan semakin melonjak," analisais dia.
Momentum inipun dimanfaatkan Narfex dengan rencana peluncuran exchange aset digital dalam waktu dekat ini serta meng-upgrade fitur-fitur pada platformnya. Narfex mengklaim platformnya memiliki teknologi berstandar internasional. Sejak awal berdirinya pada tahun 2017, Narfex telah menawarkan produk investasi yang didukung oleh teknologi robot.
Pengguna hanya perlu menginvestasikan aset digitalnya pada jumlah dan waktu tertentu. Robot Narfex secara otomatis akan melakukan trading selama 24 jam sehari dan 7 hari seminggu dengan strategi profitabilitas Hybrid trading. Strategi tersebut menggunakan algoritma yang dirancang oleh tim Narfex dan telah dipatenkan pada Januari 2019 lalu.
Selain itu Narfex juga menyediakan fitur untuk membeli aset kripto dengan berbagai mata uang fiat agar para pengguna Narfex di manapun mereka berada.
"Sebagai platform aset digital baru di Indonesia, kami ingin menjadi platform yang simple, liquid, dan affordable. Dan seperti pesan Presiden Jokowi bahwa millennial harus paham Bitcoin, maka kami juga akan ambil bagian dalam mengedukasi bukan hanya untuk millennial tapi juga seluruh masyarakat Indonesia mengenai bitcoin dan aset digital lainnya serta teknologi blockchain kedepannya" ujar Yansen
Advertisement