Mentan Syahrul Pastikan Sektor Pertanian Lebih Maju di Masa New Normal

Sektor pertanian di masa yang akan datang tidak bisa diolah dengan cara yang biasa

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 06 Jun 2020, 15:56 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2020, 15:50 WIB
Mentan SYL Rangkul Para Senior dan Mantan Menteri untuk Memajukan Pertanian Indonesia
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meminta izin dan dukungan para mantan menteri dan wakil menteri pertanian era sebelumnya untuk memajukan pertanian Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Persiapan pemerintah dalam menyambut masa transisi new normal terus dilakukan dengan berbagai cara. Diantara sekian banyaknya, sektor pertanian merupakan sektor yang paling penting dan harus menjadi perhatian bersama. Utamanya dalam memperbaiki dan mengembangkan sarana prasarana pertanian berbasiskan teknologi.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyampaikan, sektor pertanian di masa yang akan datang tidak bisa diolah dengan cara yang biasa. Namun harus dikerjakan dengan cara yang serba maju, serba baru dan lebih modern.

"Minimal dengan terjadinya Covid-19 ini kita semakin menyadari bahwa pertanian tidak boleh lagi diolah dengan cara yang biasa. Harus ada inovasi dan ide-ide kreatif dalam mengelola pertanian," Syahrul dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (6/6/2020).

Menurut Syahrul, dengan cara pengelolaan yang baru, maka, sektor pertanian menjadi lebih yakin untuk dikelola secara serius serta mampu menjawab tantangan masa depan soal ketersediaan pangan. Bahkan, melalui ide kreatif, sektor pertanian berpotensi mencapai swasembada serta memenuhi kebutihan ekspor.

"Di masa new normal, yang memiliki prospek untuk menghidupi masyarakat ada di sektor pertanian. Jika pangan tersedia maka masyarakat bisa hidup," terangnya.

 

11 Komoditas Utama

Jamin Ketersediaan Pangan, Mentan Canangkan Gerakan Tanam Padi Jagung Serentak Se-Indonesia
Mentan Syahrul Yasin Limpo saat saat menyapa seluruh petani di kabupaten dalam rangka Video Conference Gerakan Percepatan Tanam Padi dan Jagung serentak seluruh Indonesia, Selasa (12/5).

Untuk merealisasikan kemajuan pertanian, kata Syahrul, pemerintah terus mengawal 11 komoditas utama serta stabilisasi harga hulu ke gilir. Langkah ini penting dilakukan mengingat kebutuhan pangan adalah komdoitas utama yang menjadi konsumsi masyarakat Indonesia.

"Kesebelas bahan pokok tersebut adalah beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai merah besar, cabai rawit, daging sapi, daging ayam, telur ayam, gula, dan minyak goreng," katanya.

Sebagai informasi, perkiraan ketersediaan beras saat ini kurang lebih mencapai 21 juta ton dengan prediksi kebutuhan 12 juta ton. Adapun perkiraan stok beras sampai dengan bulan September mendatang mencapai 8,5 juta ton.

Untuk menjaga ketersediaan ini, pemerintah sudah mengeluarkan tiga program. Pertama adalah mengembangkan rawa di Kalimantan Tengah, kemudian diversifikasi pangan lokal, serta cadangan beras pemerintah dan lumbung pangan masyarakat (LPM).

"Melalui tiga program ini diharapkan mampu menjadi upaya dalam membantu pangan utama kita tetap tersedia meski di tengah krisis apapun," tutupnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya