Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui riset inovasi melahirkan komoditas unggulan baru berupa spesies ikan patin "luar biasa" yang dinamakan Patin Perkasa, singkatan dari Patin Super Karya Anak Bangsa.
Riset tersebut dilakukan oleh Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) melalui Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI) Sukamandi, Subang, Jawa Barat. Salah satu lokasi riset berada di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.
Baca Juga
Peneliti BRPI Evi Tahapari menjelaskan latar belakang lahirnya Patin Perkasa ini. Menurutnya, sebelum Tahun 2010, perkembangan patin sangat heterogen di Indonesia. Pada umur yang sama, terjadi pertumbuhan yang berbeda-beda di berbagai lokasi di Indonesia.
Advertisement
"Seiring dengan perkembangan patin di Indonesia, masyarakat yang sudah bisa melakukan pemijahan sendiri menjadi tidak terkendalikan. Akibatnya terjadi penurunan genetik dan sejak pertama patin masuk ke Indonesia Tahun 1972 belum ada upaya untuk memperbaiki genetik tersebut," ujar Evi dalam keterangannya, Jumat (25/9/2020).
Karena itu, menurut Evi, pada 2010 hingga 2017, dirinya bersama tim melakukan seleksi ikan patin, dengan benih yang berasal dari Sukamandi, Jambi, dan Palembang, sebanyak 2 generasi. Hasilnya sangat bagus, yakni respon seleksi menunjukkan angka 38,86 persen, sudah memenuhi persyaratan respon seleksi minimal 30 persen.
Hasil uji lapangan ikan patin di 4 lokasi, yaitu Tulungagung, Kuningan, Bandar Lampung, dan Sukamandi memberikan bukti berbagai keunggulan patin super ini dibanding patin biasa yang selama ini terdapat di masyarakat. Evi dan tim menyebutnya sebagai ikan patin tumbuh cepat dan pada 2018 diterbitkan Surat Keputusan (SK) rilis dengan nama Patin Perkasa.
Setelah rilis SK tersebut, hasil riset KKP ini perlu disebarluaskan ke masyarakat. BRPI melakukan riset pengembangan pembenihan di Subang dan pembesaran di Tulungagung pada tahun 2020.
"Hasilnya waktu lebih cepat, pakan lebih hemat, dan harga pokok produksi lebih rendah," katanya.
Â
Keunggulan Ikan Patin Perkasa
Berbeda dengan patin biasa, Patin Perkasa memiliki bebagai keunggulan. Misalnya pertumbuhan lebih cepat 16,61 - 46,42 persen produktivitas lebih tinggi 11,27 - 46,41 persen, rasio konversi pakan (FCR) lebih rendah 5,6 - 16,3 persen. Harga Pokok Produksi (HPP) yang ditetapkan lebih rendah 4,45 - 17,92 persen serta B/C ratio pembesaran lebih tinggi 14,71 - 48,48.
Keunggulan komoditas ini juga diakui oleh pembudidaya. Sekretaris Asosiasi Pengusaha Cat Fish Indonesia (APCI) Kabupaten Tulungagung sekaligus pelaku usaha budidaya patin Supangat menyatakan, Patin Perkasa ini sangat menguntungkannya dan kelompok usahanya. Dirinya sangat bersyukur dengan adanya diseminasi hasil riset tersebut.
Pihaknya lakukan sampling setiap bulan. Untuk ukuran 6 cm, patin biasa membutuhkan waktu 1 bulan, sementara Patin Perkasa hanya 20 hari. Pada bulan pertama ini FCR patin biasa 0,5 sampai 0,6, sementara Patin Perkasa 0,4, dimana FCR lebih rendah itu lebih bagus.
"Pada saat panen di waktu 7 bulan ini di kolam saya, Patin Perkasa memiliki FCR 1,1, dengan berat rata-rata 8 ons, dan pakan 5.310 kg untuk 3.800 ikan. Sementara patin biasa FCR 1,5, dengan berat rata-rata 7 ons, dan pakan 30 kg untuk 20 kg ikan," ujarnya.
Advertisement