Goldman Sachs: Asia Punya Posisi Paling Baik dalam Pemulihan Ekonomi

Lockdown yang terjadi di berbagai negara yang dipicu Virus Corona menghantam ekonomi dunia dengan sangat keras

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Okt 2020, 20:25 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2020, 20:25 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Ekonomi Asia. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta Dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia, Asia diprediksi berada pada posisi yang paling baik dalam pemulihan ekonomi. Ini karena sebagian besar negara di Asia berhasil menahan penyebaran Virus Corona (Covid-19).

“Kami pikir Asia benar-benar berada pada posisi terbaik dari kawasan utama saat ini, mengontrol dengan baik dari virus di sebagian besar kawasan di luar India dan beberapa bagian Asia Tenggara,” ujar Andrew Tilton, Kepala Ekonom Asia Goldman Sachs mengutip CNBC, Selasa (6/10/2020).

Seperti di China, pemulihan akan terjadi meskipun belanja konsumen China berjalan lebih lamban karena pemberian stimulus tidak diarahkan pada penggantian pendapatan, berbeda dengan AS.

“Tapi saya pikir mengingat kontrol yang baik dari pencegahan penyebaran virus di China, kami melihat di sana akan ada aktivitas kembali,” ujar Tilton.

Lockdown yang terjadi di berbagai negara yang dipicu Virus Corona menghantam ekonomi dunia dengan sangat keras, tetapi sekarang disebut ada momentum pemulihan secara global. “Kami masih cukup optimis dengan pemulihan memasuki tahun 2021,” jelas dia.

Sebagian besar indeks pembelian baru-baru ini lebih baik dibandingkan pada bulan lalu, sehingga menunjukkan bahwa momentum di sektor industri tetap baik.

 

Stimulus AS

FOTO: Debat Perdana Calon Presiden Amerika Serikat
Calon presiden dari Partai Demokrat, mantan Wakil Presiden Joe Biden berbicara selama debat presiden pertama dengan Presiden Donald Trump di Case Western University and Cleveland Clinic, Cleveland, Ohio, Selasa (29/9/2020). (AP Photo/Patrick Semansky)

Selain itu jika calon presiden dari partai demokrat, Joe Bidan memenangkan pemilu di AS akan mempengaruhi tarif dan kebijakan perdagangan di AS.

"Stimulus fiskal di AS akan memiliki efek spilover yang positif dalam hal pertumbuhan ke Asia,” tutur dia.

Namun, tidak mungkin terjadi sebelum pemilihan presiden pada November, karena anggota parlemen AS tidak dapat mencapai kesepatakan tentang berapa banyak bantuan yang harus diberikan oleh mereka.

 “Jika kita memiliki gelombang itu yaitu kemenangan Biden, maka prospek dalam skenario untuk stimulus fiskal mungkin akan lebih besar,” kata Tilton.

DPR yang dikuasai Demokrat menyetujui proposal stimulus USD 2,2 triliun minggu lalu, tetapi RUU itu tidak mungkin disahkan Senat yang dikendalikan Republik.  Menteri Keuangan Steven Mnuchin menawarkan stimulus hanya USD 1,6 triliun.

 

Reporter: Tasya Stevany

Infografis Indonesia Tertinggi di Asia Tenggara Kasus Covid-19

Infografis Indonesia Tertinggi di Asia Tenggara Kasus Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Indonesia Tertinggi di Asia Tenggara Kasus Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya