Liputan6.com, Jakarta Dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia, Asia diprediksi berada pada posisi yang paling baik dalam pemulihan ekonomi. Ini karena sebagian besar negara di Asia berhasil menahan penyebaran Virus Corona (Covid-19).
“Kami pikir Asia benar-benar berada pada posisi terbaik dari kawasan utama saat ini, mengontrol dengan baik dari virus di sebagian besar kawasan di luar India dan beberapa bagian Asia Tenggara,” ujar Andrew Tilton, Kepala Ekonom Asia Goldman Sachs mengutip CNBC, Selasa (6/10/2020).
Baca Juga
Seperti di China, pemulihan akan terjadi meskipun belanja konsumen China berjalan lebih lamban karena pemberian stimulus tidak diarahkan pada penggantian pendapatan, berbeda dengan AS.
Advertisement
“Tapi saya pikir mengingat kontrol yang baik dari pencegahan penyebaran virus di China, kami melihat di sana akan ada aktivitas kembali,” ujar Tilton.
Lockdown yang terjadi di berbagai negara yang dipicu Virus Corona menghantam ekonomi dunia dengan sangat keras, tetapi sekarang disebut ada momentum pemulihan secara global. “Kami masih cukup optimis dengan pemulihan memasuki tahun 2021,” jelas dia.
Sebagian besar indeks pembelian baru-baru ini lebih baik dibandingkan pada bulan lalu, sehingga menunjukkan bahwa momentum di sektor industri tetap baik.
Stimulus AS
Selain itu jika calon presiden dari partai demokrat, Joe Bidan memenangkan pemilu di AS akan mempengaruhi tarif dan kebijakan perdagangan di AS.
"Stimulus fiskal di AS akan memiliki efek spilover yang positif dalam hal pertumbuhan ke Asia,” tutur dia.
Namun, tidak mungkin terjadi sebelum pemilihan presiden pada November, karena anggota parlemen AS tidak dapat mencapai kesepatakan tentang berapa banyak bantuan yang harus diberikan oleh mereka.
“Jika kita memiliki gelombang itu yaitu kemenangan Biden, maka prospek dalam skenario untuk stimulus fiskal mungkin akan lebih besar,” kata Tilton.
DPR yang dikuasai Demokrat menyetujui proposal stimulus USD 2,2 triliun minggu lalu, tetapi RUU itu tidak mungkin disahkan Senat yang dikendalikan Republik. Menteri Keuangan Steven Mnuchin menawarkan stimulus hanya USD 1,6 triliun.
Reporter: Tasya Stevany
Advertisement