Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan optimis, realisasi investasi di Indonesia pada tahun ini mencapai Rp 900 triliun. Alasannya, sampai akhir 2020, realisasi investasi sudah diangka Rp 826 triliun. Sehingga, target investasi tahun ini sebesar Rp 74 triliun.
"Jadi Rp 900 triliun itu tidak sulit, untuk menambah ini dibutuhkan sekitar Rp 70 triliun," kata Luhut dalam Dialog Special: Tantangan dan Optimisme Investasi 2021, Jakarta, Rabu (3/2/2021).
Baca Juga
Target investasi ini pun dinilai realistis meski perekonomian Indonesia mengalami perlambatan. Hilirisasi yang dilakukan pemerintah sejak 6 tahun lalu disebut Luhut akan memberikan dampak yang besar bagi Indonesia saat ini.
Advertisement
Buktinya, kata dia, Indonesia sedang melakukan finalisasi perjanjian dengan beberapa perusahaan asing. Termasuk dengan Freeport yang akan membuat kilang yang sebagian besar akan menghasilkan asam sulfat.
Asam sulfat tersebut akan dimanfaatkan untuk membuat lithium baterai sangat penting dalam industri baterai kendaraan listrik yang sedang direncanakan pemerintah. Selain itu, ada juga kilang nikel ore yang sudah mulai berjalan. Sehingga diperkirakan tahun 2023 mendatang Indonesia akan memproduksi lithium batre NR 811.
"Maka tahun 2023 kita akan bisa produksi lithium batre seri NR 811, itu yang terbaru teknologinya," ungkap Luhut.
Dari berbagai proyek tersebut, Contemporary Amperex Technology (CATL), perusahaan asal China telah menandatangani investasi senilai USD 10 miliar. Selain itu, perusahaan steel dari China Tsingshan juga akan menandatangani kontrak senilai USD 2,8 miliar untuk pembangunan kilang.
"CATL ini sudah signing 10 miliar dolar dan juga WAYO dengan Tsingsang dan Freeport akan sign kontrak USD 2,8 miliar untuk smelter," kata dia.
Perusahaan tersebut akan melahirkan pabrik turunan seperti pipa tembaga, kawat tembaga yang bisa mendatangkan investasi lebih dari USD 10 miliar. Diperkirakan investasinya mencapai USD 30 miliar. "Itu saja sudah dekat kan 20-30 miliar dolar," sambungnya.
Sehingga untuk mencapai target Rp 900 triliun di tahun 2021, Luhut optimis bisa mencapai target. Targetnya pun masih dinilai realistis dan tidak terlalu sulit.
"Sekarang saja sudah Rp 826 triliun ya, jadi ini enggak sulit untuk menambah Rp 70 triliun ini. Menurut kami ini realistis," pungkasnya.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Investasi Sektor Industri Capai Rp 272,9 Triliun di 2020
Sebelumnya, sektor industri konsisten memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional melalui realisasi penanaman modal. Sepanjang 2020, investasi manufaktur mampu menunjukkan geliat positif, meskipun di tengah pandemi Covid-19.
Berdasarkan catatan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), pada Januari-Desember 2020, sektor industri menggelontorkan dananya sebesar Rp 272,9 triliun atau menyumbang 33 persen dari total nilai investasi nasional yang mencapai Rp 826,3 triliun.
Hasilnya, realisasi investasi secara nasional pada tahun lalu melampaui target yang dipatok sebesar Rp 817,2 triliun atau menembus 101,1 persen.
"Ini capaian yang sangat luar biasa di tengah kondisi pandemi. Bahkan, investasi sektor industri mampu tumbuh double digit," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan resmi pada Selasa (26/1/2021).
Agus mengungkapkan, realisasi penanaman modal sektor industri di Tanah Air tumbuh 26 persen, dari 2019 yang mencapai Rp 216 triliun menjadi Rp 272,9 triliun pada 2020.
Kepercayaan diri pelaku industri nasional untuk terus berekspansi, tercermin dari capaian penanaman modal dalam negeri (PMDN) sektor manufaktur pada 2020 sebesar Rp 82,8 triliun atau tumbuh 14 persen dibandingkan 2019 yang menembus Rp 72,7 triliun. Realisasi dari investasi industri lokal tersebut berkontribusi hingga 20 persen dari total nilai PMDN sebesar Rp 413,5 triliun pada tahun 2020.
Selain itu, Indonesia dinilai masih menjadi negara tujuan investasi bagi para pelaku industri global. Hal ini terlihat dari capaian penanaman modal asing (PMA) sektor manufaktur pada 2020 sebesar Rp 190,1 triliun atau tumbuh 33 persen dibanding capaian 2019 yang menyentuh Rp 143,3 triliun. Realisasi investasi industri global tersebut berkontribusi hingga 46,1 persen dari total nilai PMA sebesar Rp 412,8 triliun pada tahun 2020.
Agus menegaskan, pemerintah bertekad untuk terus menciptakan iklim investasi yang kondusif melalui implementasi berbagai kebijakan strategi, seperti memberikan insentif dan kemudahan izin usaha bagi para pelaku industri. Apalagi, investasi di sektor industri memberikan efek yang luas bagi perekonomian nasional, diantaranya berdampak pada peningkatan nilai tambah bahan baku dalam negeri, penyerapan tenaga kerja lokal, dan devisa dari ekspor.
"Kami akan all out agar kinerja sektor industri manufaktur bisa bangkit kembali di tengah masa pandemi saat ini. Capaian angka investasi ini membuat kami optimistis bahwa tahun 2021 akan menjadi tahun loncatan bagi upaya mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional," jelasnya.
Â
Advertisement