UKM Virtual Expo 2021 Diharapkan Perluas Pasar Ekspor Indonesia

Ajang UKM Virtual Expo (UVO) 2021 dapat memperluas pasar ekspor produk UMKM dan diharapkan bisa membangkitkan perekonomian nasional.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Feb 2021, 18:45 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2021, 18:45 WIB
UMKM Diajak Manfaatkan Fasilitas GSP Ekspor Produk ke AS
Pekerja membuat mebel di kawasan Tangerang, Selasa (3/11/2020). Generalized System of Preference (GSP) atau fasilitas perdagangan berupa pembebasan tarif bea masuk memungkinkan produk UMKM lebih banyak diekspor ke Amerika Serikat. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, mengatakan ajang UKM Virtual Expo (UVO) 2021 dapat memperluas pasar ekspor produk UMKM dan diharapkan bisa membangkitkan perekonomian nasional.

“Penyelenggaraan UKM Virtual Expo di tengah pandemi COVID-19 ini sangat baik untuk mendorong agar omzet UMKM naik karena sekarang eranya digital,” kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam sambutannya di acara pembukaan UKM Virtual Expo (UVO), Selasa (16/2/2021).

Teten mengaku, Kementerian Koperasi dan UKM sangat mendukung penyelenggaraan UKM Virtual Expo 2021 yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Bank Jateng.

Dirinya berharap dengan penyelenggaraan pameran virtual itu lebih sukses dibandingkan ajang serupa tahun lalu yang berhasil membantu pemasaran produk UKM ke seluruh Indonesia, bahkan sampai ke luar negeri (Jepang, Singapura, Malaysia, Qatar, Hongkong, Macau, Belanda, Irak, Australia, Turki, dan India).

Adapun ia mengatakan perekonomian Indonesia dan 220 negara di dunia masih dihadapkan dengan dampak pandemi Covid-19. Data BPS menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2020 minus 2,07 persen, turun jauh jika dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2019 yang ada di level 5,02 persen

“Namun kita harus terus optimistis karena UMKM adalah penggiat ekonomi yang paling handal, dapat tumbuh, bertahan, dan beradaptasi sangat cepat,” katanya.

Terkait potensi ekonomi Jawa Tengah, Teten mengatakan, nilai neraca perdagangan pada Oktober 2020 mengalami surplus sebesar USD 17,44 juta yang dipicu oleh surplus sektor non migas. Surplus menunjukkan sisi permintaan mengalami kenaikan sehingga meningkatkan produksi UMKM dan menciptakan lapangan kerja. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Produk Makanan dan Minuman

Ragam Jamu Inovatif di Rame-Rame Kuliner Sehat Tangerang
Minuman jamu kemasan produksi UMKM di Tangerang. (Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Menurutnya, produk makanan dan minuman merupakan salah satu sektor penyelamat UMKM. Data BPS menunjukkan pada tahun 2020 Industri makanan dan minuman tetap bertumbuh 1,66 persen (y-on-y) didukung oleh produksi padi dan permintaan CPO.

“Jawa Tengah memiliki banyak UMKM yang unggul dan berpotensi untuk bisa kita terus kembangkan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Teten menjelaskan bahwa platform digital dalam konteks ini akan cukup membantu dalam membuka market digital terutama untuk produk groceries seperti sayuran dan buah-buahan yang membutuhkan waktu cepat untuk bisa sampai ke konsumen.

Ia mengatakan semua pihak untuk fokus pada pelaksanaan dan pengawasan program yang mendukung UMKM. Di antaranya kemudahan untuk pelaku usaha yang diatur UU Cipta Kerja atau dukungan pada program Belanja Kementerian dan Lembaga sebesar 40 persen untuk UMKM.

“Untuk memperbesar kapasitas UMKM berkontribusi dalam ekspor nasional, kami mendorong UMKM masuk ke sektor formal, mendorong pengelolaan UMKM berkoperasi dan berkelompok dalam skala ekonomis,” katanya.

Demikian,  Pemerintah juga mendorong pengembangan UMKM berbasis komoditi unggulan, sehingga lebih mudah masuk ke dalam rantai pasok global termasuk dengan meningkatkan UMKM masuk ke dalam ekosistem digital.

“Inilah di antara prioritas kami untuk mendukung UMKM kita naik kelas dan go global,” pungkasnya.  

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya