Alasan Mendag Ngotot Impor Beras: Stok Bulog Terendah Dalam Sejarah

Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi membeberkan alasan pemerintah mewacanakan impor beras sebanyak 1 juta ton

oleh Athika Rahma diperbarui 19 Mar 2021, 15:38 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2021, 15:38 WIB
Dihadapan DPR, Mendag dan BKPM Bahas Pelaksanaan Investasi di Masa Pandemi
Mendag Muhammad Lutfi hadir pada rapat kerja di ruang rapat Komisi VI DPR RI, kompleks parlemen, Jakarta, Rabu (3/2/2021). Rapat kerja ini membahas realisasi anggaran tahun 2020, rencana kegiatan dan anggaran sesuai daftar isian pelaksanaan anggaranTahun 2021. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi membeberkan alasan pemerintah mewacanakan impor beras sebanyak 1 juta ton. Hal ini dilakukan untuk menjaga stok beras Bulog tetap berada di kisaran 1 juta hingga 1,5 juta ton.

Lutfi bilang, stok beras Bulog saat ini berada di bawah 1 juta ton. Sebelumnya, Dirut Bulog mengatakan terdapat beras impor tahun 2018 yang mengalami turun mutu.

"Menurut hitungan saya, beras yang turun mutu yang 2018 itu kira-kira berjumlah 270 ribu ton. Jadi yang dikatakan beliau turun mutu itu 160 ribu. Jadi ada 120 ribu lagi. Jadi kira-kira, stok akhir Bulog 800 ribu dikurangi 300 ribu, berarti stoknya hanya mungkin tidak mencapai 500 ribu. Ini stok yang paling rendah dalam sejarah Bulog," ujarnya dalam acara Weekly Update bersama Menteri Perdagangan secara virtual, Jumat (19/3/2021).

Kurangnya stok ini diiringi dengan penyerapan gabah petani yang rendah. Menurut Mendag, hingga akhir Maret, penyerapan gabah petani yang dilakukan Bulog masih berada di angka 85 ribu ton, jauh dari prediksi awal di angka 400 ribu hingga 500 ribu ton.

Hal ini dikarenakan intensitas hujan mengalami peningkatan. Akhirnya, tingkat kekeringan gabah petani tidak memenuhi syarat penyerapan Bulog.

"Kenapa? Bukan salah Bulog. Ketika Bulog beli gabah petani itu dengan syarat, salah satunya kekeringan gabah. Sekarang hujan tidak berhenti-henti, jadi gabah petani itu basah, dan secara peraturan Bulog nggak bisa menyerap gabah basah," jelasnya.

Mendag menegaskan, pemerintah tidak akan melakukan impor jika memang penyerapan beras dalam negeri berjalan dengan baik.

"Karena situasi begitu, itu dinamis. Saya jamin nggak ada impor ketika panen raya. Dan hari ini tidak ada beras impor yang mengancurkan harga petani, karena memang kita belum impor beras," tandasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Susi Pudjiastuti Dukung Buwas Bongkar 2 Menteri di Balik Rencana Impor Beras

Susi Pudjiastuti Bahas Masalah Natuna di DPP PKS
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti saat acara diskusi "Ngopi Bareng Presiden PKS" di DPP PKS, Jakarta, Senin (20/1/2020). Diskusi ini mengangkat tema "Sengketa Natuna dan Kebijakan Kelautan". (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Pengusaha dan Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti kembali menyuarakan penolakannya atas impor beras 1 juta ton oleh pemerintah. Kali ini, ia mendukung Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas, sembari mengatakan panen tahun ini sangat bagus untuk kebutuhan dalam negeri.

"Pak Buwas, panen tahun ini sangat bagus .. jangan mau untk impor ...please fight Pak Buwas. Beberkan 2 Menteri Jokowi yang Perintahkan Impor Beras," tulis akun Twitter @susipudjiastuti, dikutip Jumat (19/3/2021).

Adapun dua menteri Jokowi yang dimaksud untuk memerintahkan impor beras yakni Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi. Hal itu disampaikan Buwas beberapa waktu lalu.

"Kebijakan pak Menko dan pak Mendag (impor beras), kami akhirnya dikasih penugasan tiba-tiba untuk melaksanakan impor," kata Buwas.

Sebelumnya, Budi Waseso juga sempat berjanji akan menyerap produksi beras petani lokal demi memenuhi kebutuhan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Ini dilakukan sebelum melaksanakan penugasan impor beras 1 juta ton.

"Prinsipnya kami utamakan produksi dalam negeri untuk penyerapan CBP," ungkap Buwas ini saat melakukan rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR RI beberapa waktu lalu.

Bahkan menurut dia, Bulog belum tentu akan melaksanakan penugasan impor beras. Mengingat saat ini memasuki masa panen raya padi atau beras di seluruh Indonesia.

"Walau kami mendapat tugas impor 1 juta ton, belum tentu kami laksanakan, karena kami tetap prioritaskan produk dalam negeri sekarang yang mencapai masa puncak panen raya," tegas Buwas.

Berdasarkan catatannya, per 14 Maret 2021, total stok beras yang tersedia di gudang Bulog mencapai 883.585 ton. Dengan rincian 859.887 ton stok CBP, dan 23.708 ton stok beras komersial.

Bahkan dari jumlah stok CBP yang ada saat ini, Buwas menghitung terdapat turun mutu eks impor beras 2018 ssbanyak 106.642 ton dari total impor beras tahun tersebut sebanyak 1.785.450 ton.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya