Harga Daging Kerbau Tak Turun Signifikan saat Lebaran, Ini Kata Bulog

Impor daging kerbau sedikit mengalami keterlambatan tidak terlepas dari dampak penguncian wilayah (lockdown).

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Mei 2021, 13:20 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2021, 13:20 WIB
Pedagang Daging Musiman Menjamur
Pembeli memilih daging kerbau dan sapi yang dijual pedagang musiman di Pasar Ciledug, Tangerang, Rabu (13/6). Pada H-2 Idul Fitri, harga daging sapi mengalami kenaikan hingga mencapai Rp 140 ribu per kilogram. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menjelaskan, perusahaan mendapat penugasan untuk mengimpor daging kerbau dari pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pada Lebaran 2021. kuota impor daging kerbau yang telah direalisasikan mencapai 13 ribu ton.

Pria yang sering dipanggil Buwas tersebut melanjutkan, impor daging kerbau sedikit mengalami keterlambatan tidak terlepas dari dampak penguncian wilayah (lockdown) dan berkembangnya virus varian baru di India.

"Kenapa ini baru terlaksana karena memang dimulai ada lockdown di sana dan perkembangan covid di India sehingga menghentikan rencana impor kita sementara sambil kita melihat situasi," kata Budi Waseso, Selasa (18/5/2021).

Mengenai dugaan monopoli impor daging kerbau, Buwas menjelaskan, Bulog bukan satu-satunya perusahaan yang mengajukan izin impor. Namun hanya perusahaan tersebut yang telah menandatangani kontrak dan memberikan jaminan.

"(PT) itu yang sudah kontrak sama kami dan siap membelinya pasti. Banyak yang minta (izin impor) tapi tidak memberikan jaminan," kata dia.

Langkah ini diambil Bulog agar tidak terjadi kelebihan impor daging kerbau yang terjadi di tahun 2018. Sebab di tahun tersebut Bulog terpaksa harus mengeluarkan anggaran sebesar Rp 309 miliar untuk menyewa cold storage.

"Di 2018, Bulog terpaksa harus keluarkan sewa cold storage senilai Rp 309 miliar. (Sehingga) tahun ini kita menghindari itu," kata dia.

Buwas mengaku, menjelang Lebaran memang melakukan operasi pasar untuk menstabilkan harga kebutuhan daging. Dalam operasi pasar, Bulog menjual daging kerbau seharga Rp 80.000 per kilogram dan daging sapi Rp 90.000 per kilogram.

"Penyalurannya kita lewat operasi pasar, bukan hanya daging kerbau tapi daging sapi juga dilakukan. Kita jual langsung ke konsumen," kata dia.

Namun, keterbatasan persediaan daging merah milik Bulog membuat penurunan harga secara umum tidak signifikan. Sebab, masyarakat secara umum lebih menyukai daging sapi ketimbang daging kerbau

"Karena keterbatasan Bulog dampaknya tidak signifikan ke penurunan harga daging. daging sapi yang dibutuhkan masyarakat pada umumnya," kata dia mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pernyataan DPR

Pedagang Daging Musiman Menjamur
Pedagang menunggu pembeli daging kerbau dan sapi di Pasar Ciledug, Tangerang, Rabu (13/6). Dua hari menjelang Lebaran, pedagang daging musiman menjamur dengan menggelar dagangan di pinggir-pingir jalan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pernyataan Bulog ini menanggapi pertanyaan dari Ketua Komisi IV DPR RI Sudin yang mengaku diserbu pertanyaan dari pedagang daging terkait kehadiran daging kerbau impor menjelang lebaran kemarin. Kehadiran impor daging tersebut bahkan hanya berasal dari satu perusahaan.

"Saya dapat serangan bertubi-tubi dari pedagang daging. 'Kok daging kerbau masuk ke Bulog?'. Konon katanya itu cuma dimonopoli satu PT, jadi harganya juga tetap tinggi juga," ungkap Sudin dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IV DPR RI dengan Perum Bulog, Jakarta, Selasa (18/5/2021).

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya