BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Sentuh Puncaknya di 2025

Perlu adanya bauran kebijakan nasional untuk mendorong pertumbuhan ekonomi mencapai puncak.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Agu 2021, 20:45 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2021, 20:45 WIB
BI Kembali Pertahankan Suku Bunga Acuan di 5 Persen
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo bersiap menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RGD) Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (19/12/2019). RDG tersebut, BI memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate (7DRRR) sebesar 5 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai puncak pada 2025. Sedangkan di 2020 dan 2021 merupakan titik terendah pertumbuhan ekonomi Indonesia karena adanya pandemi Covid-19.

"Studi kami menunjukkan siklus ekonomi Indonesia itu kurang lebih sekitar lima tahun naik dari bawah sampai ke puncak," ucap Perry Warjiyo dikutip dari Antara, Jumat (13/8/2021).

Untuk bisa mewujudkan siklus sehingga pertumbuhan ekonomi bisa mencapai puncaknya, maka Perry mendorong sinergi bauran kebijakan antara bank sentral, pemerintah, dan berbagai otoritas lainnya. 

Dalam bauran kebijakan nasional untuk mendorong pertumbuhan ekonomi mencapai puncak, bank sentral bertugas menjaga stabilitas harga dan mendukung stabilitas sistem keuangan.

Bauran kebijakan suku bunga, nilai tukar, manajemen aliran modal asing, makroprudensial, akselerasi digitalisasi SPUR, dan pendalaman pasar uang juga terus dijalankan untuk mendukung perekonomian.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Reformasi Struktural

BI Tahan Suku Bunga Acuan 6 Persen
Gubernur BI Perry Warjiyo memberikan penjelasan kepada wartawan di Jakarta, Kamis (20/6/2019). RDG Bank Indonesia 19-20 Juni 2019 memutuskan untuk mempertahankan BI7DRR sebesar 6,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain itu Gubernur BI Perry Warjiyo berpendapat reformasi struktural juga terus dijalankan untuk mencapai pertumbuhan tertinggi melalui produktivitas modal, tenaga kerja, dan teknologi.

Kemudian, reformasi di bidang infrastruktur, iklim investasi, perdagangan, tenaga kerja, ekonomi-keuangan digital, pendalaman sektor keuangan, serta ekonomi dan keuangan hijau.

"Kalau reformasi struktural terus disiplin kita lakukan, termasuk pengembangan SDM unggul, maka ke depannya hasilnya akan lebih banyak meski usahanya hanya sedikit-sedikit," kata Gubernur BI Perry Warjiyo.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya