Pertamina International Shipping Siapkan Investasi Rp 22,8 T hingga 2030

PT Pertamina International Shipping (PIS) menyiapkan investasi sebesar USD 1,5 miliar – USD 1,6 miliar atau sekitar Rp 22,8 triliun untuk pengembangan dan investasi bisnis perusahaan hingga 2030.

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 29 Des 2021, 19:27 WIB
Diterbitkan 29 Des 2021, 19:26 WIB
Kapal MT Sanggau milik PT Pertamina International Shipping (PIS).
Kapal MT Sanggau milik PT Pertamina International Shipping (PIS). (Dok Pertamina)

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina International Shipping (PIS) menyiapkan investasi sebesar USD 1,5 miliar – USD 1,6 miliar atau sekitar Rp 22,8 triliun (kurs: 14.252 per dolar AS) untuk pengembangan dan investasi bisnis perusahaan hingga tahun 2030.

CEO Pertamina International Shipping Erry Widiastono mengatakan kebutuhan investasi tersebut sejalan dengan kondisi kebutuhan energi nasional serta global, dengan menekankan faktor lingkungan dan transisi energi. Adapun kebutuhan investasi tersebut akan dipenuhi dari internal equity maupun mencari sumber pendanaan lain atau new capital injection.

“PIS akan mengantisipasi perkembangan ke depan untuk arah bisnis perkapalan, pada kapal-kapal yang lebih green. Misalnya kapal-kapal untuk pengangkutan gas seperti LPG, LNG, dan lainnya. Nantinya kami akan lihat juga perkembangan lebih lanjut di sektor renewable energy,” ujar Erry dalam acara webinar Linking Investment and Business Prospect of Integrated Marine Logistics in Indonesia: An Outlook 2022, dikutip Rabu (29/12/2021).

Sebagai Subholding Integrated Marine Logistics dari PT Pertamina (Persero), PIS memiliki peluang menjadi jembatan transisi energi. Kehadiran energi baru dan terbarukan atau renewable energy merupakan keniscayaan, namun kebutuhan akan energi yang berbasis hidrokarbon masih terus ada selama masa transisi ini.

Kebutuhan energi yang masih besar ini tercermin dari kondisi ekonomi, baik nasional maupun global yang sedang masa pemulihan dan berpotensi untuk tumbuh. “Kami harapkan paska pandemi ini akan bergerak tumbuh, dan ketika tumbuh analisis kami ada juga pertumbuhan konsumsi energi dan berujung ke kebutuhan energi nasional maupun regional,” jelasnya.

Tidak hanya melayani jasa pengangkutan untuk komoditas energi seperti crude oil, BBM, dan gas. Erry juga mengatakan bahwa PIS juga memiliki bisnis perkapalan untuk komoditas non energi.

Ia optimistis, seiring dengan pulihnya ekonomi dunia maka permintaan dan perputaran logistik secara global juga akan ada kenaikan.

 


Peta Jalan

Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Pertamina Dukung Transformasi Pertamina International Shipping enjadi Subholding Integrated Marine Logistics
(Foto:Dok.Pertamina)

Komitmen PIS terhadap lingkungan juga diwujudkan dengan roadmap green integrated marine logistics company. “Ke depan, bisnis juga lebih mengarah ke green cargo seperti cargo gas.

Di sisi bunkering atau fuel juga mengarah kepada fuel yang lebih green seperti LNG dan LPG. Terminal juga mengarah ke green energy, storage juga. Jadi kami memang mengarah ke green energy.”

Pada acara yang sama, Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro Kementerian Investasi/ Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Dr. Indra Darmawan menyampaikan soal potensi bisnis dan investasi maritim serta logistik di Indonesia yang sangat besar.

Indra memaparkan tahun 2022 adalah tahun new normal. “Ada optimisme yang bisa memandu kita menjalani tahun depan lebih baik,” jelasnya. Optimisme ini tercermin dari target investasi nasional yang dinaikkan dari Rp 900 triliun di 2021 menjadi Rp 1200 triliun di tahun 2022.

Meskipun terdapat proyeksi penurunan pertumbuhan ekonomi global dari level 5 persen ke 4 persen di tahun depan, menurutnya secara nasional justru ada kenaikan pertumbuhan ekonomi dari 4 persen ke 5 persen.

“Indonesia akan dapat berkah dari tingginya harga komoditas di pasar energi dunia dan ini akan berimbas ke industri shipping,” jelasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya