Pendiri Bursa Mata Uang Kripto Terbesar Masuk ke Jajaran Orang Terkaya di Dunia

Pendiri bursa mata uang kripto terbesar di dunia, Changpeng Zhao masuk ke jajaran orang terkaya.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 10 Jan 2022, 21:00 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2022, 21:00 WIB
Ilustrasi aset kripto, mata uang kripto, Bitcoin, Ethereum, Ripple
Ilustrasi aset kripto, mata uang kripto, Bitcoin, Ethereum, Ripple. Kredit: WorldSpectrum via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Pendiri dan CEO Binance, bursa mata uang kripto terbesar di dunia, Changpeng Zhao berhasil masuk ke jajaran orang terkaya dunia.

Dikutip dari laman Bloomberg, Senin (10/1/2021) Bloomberg Billionaires Index menunjukkan bahwa Changpeng Zhao, kini tercatat memiliki kekayaan bersih sebesar USD 96 miliar.

Ini adalah pertama kalinya Bloomberg memperkirakan kekayaan Zhao, yang melebihi orang terkaya di Asia, Mukesh Ambani, dan pesaing raksasa teknologi termasuk Mark Zuckerberg dan pendiri Google, Larry Page dan Sergey Brin.

Kekayaan Zhao bisa jauh lebih besar, karena perkiraan kekayaan tidak memperhitungkan kepemilikan kripto pribadinya, yang mencakup Bitcoin dan token perusahaannya sendiri.

Nilai Binance Coin juga melonjak sekitar 1.300 persen tahun lalu.

Keberhasilan Binance menggarisbawahi kekayaan besar yang diciptakan di cryptoverse. Bahkan dengan penurunan baru-baru ini, serta kontroversi yang beredar seputar perusahaan tersebut. 

Binance sempat menghadapi larangan di China - tempat didirikannya - serta menghadapi penyelidikan regulasi secara global.

Sederet Masalah yang Dihadapi Binance di Berbagai Negara

Ilustrasi mata uang kripto (Liputan6.com / Abdillah)
Ilustrasi mata uang kripto (Liputan6.com / Abdillah)

Department of Justice and Internal Revenue Service di Amerika Serikat juga dilaporkan sedang menyelidiki apakah perusahaan milik Zhao, yaitu Binance Holdings Ltd., adalah saluran untuk pencucian uang dan penghindaran pajak.

Binance juga telah menjadi subyek peringatan konsumen di Inggris, Jepang dan Jerman, dan sejumlah negara-negara di dunia.

Pada 30 Desember 2021, regulator sekuritas Kanada menegur perusahaan tersebut karena memberi tahu penggunanya bahwa platofrm mereka telah mendapatkan izin untuk beroperasi di negara itu - ketika masih belum terdaftar.

Masa depan Binance mungkin bergantung pada apakah perusahaan itu dapat berdamai dengan regulator di dunia dan menemukan lokasi yang cocok untuk mendirikan kantor pusatnya.

Binance menghasilkan pendapatan setidaknya USD 20 miliar tahun lalu, menurut analisis Bloomberg tentang volume dan biaya perdagangannya.

Jumlah itu naik hampir tiga kali lipat dari yang diprediksi analis di Wall Street.

"Coinbase Global Inc mungkin tampak besar dari perspektif AS, tetapi Binance secara signifikan lebih besar," kata analis DA Davidson & Co, Chris Brendler.

Namun, Zhao enggan berkomentar. Pihak Binance juga membantah keakuratan prediksi Bloomberg tentang nilai pasar perusahaan dan kekayaan bersihnya.

"Crypto masih dalam tahap pertumbuhannya,” kata Binance dalam sebuah pernyataan.

"Ini rentan terhadap tingkat volatilitas yang lebih tinggi. Setiap nomor yang Anda dengar suatu hari akan berbeda dari nomor yang Anda dengar keesokan harinya," kata perusahaan itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya