Harga Minyak Naik Tipis, Didukung Data Ekspor Iran

Harga minyak mengatasi kerugian untuk diperdagangkan di zona hijau pada hari Jumat

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 19 Feb 2022, 08:31 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2022, 08:31 WIB
20151007-Ilustrasi Tambang Minyak
Ilustrasi Tambang Minyak (iStock)

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak mengatasi kerugian untuk diperdagangkan di zona hijau pada hari Jumat, tetapi masih menuju kerugian mingguan. Prospek peningkatan ekspor minyak Iran telah menutupi kekhawatiran potensi gangguan pasokan akibat krisis Rusia-Ukraina.

Diktuip dari CNBC, Sabtu (19/2/2022), harga minyak mentah berjangka Brent naik 57 sen, atau 0,6 persen, menjadi menetap di USD 93,54 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS menetap 69 sen, atau 0,75 persen, lebih rendah pada USD 91,07 per barel.

Kekhawatiran atas kemungkinan gangguan pasokan akibat kehadiran militer Rusia di perbatasan Ukraina telah membatasi kerugian minggu ini.

“Untuk semua pembicaraan tentang perang dan konflik, pelaku pasar tetap tidak yakin. Ini mungkin mengapa premi risiko geopolitik mulai berkurang,” kata Stephen Brennock dari pialang PVM Oil.

Kedua kontrak acuan mencapai level tertinggi sejak September 2014 pada hari Senin, tetapi prospek pelonggaran sanksi minyak terhadap Iran telah menetapkan harga di jalur untuk penurunan mingguan pertama mereka dalam sembilan minggu.

Namun, kesepakatan yang terbentuk untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir Iran 2015 dengan kekuatan dunia menjabarkan fase langkah bersama untuk membawa kedua belah pihak kembali ke kepatuhan penuh, dan yang pertama tidak termasuk keringanan sanksi minyak, kata para diplomat.

Akibatnya, ada sedikit kemungkinan minyak mentah Iran kembali ke pasar dalam waktu dekat untuk mengurangi ketatnya pasokan saat ini, kata para analis.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pasokan Minyak Ketat

20151007-Ilustrasi Tambang Minyak
Ilustrasi Tambang Minyak (iStock)

“Oleh karena itu, saham kemungkinan akan tetap jauh di bawah rata-rata jangka panjang untuk beberapa waktu lagi,” kata analis Commerzbank Carsten Fritsch, menambahkan bahwa ini bisa melebarkan spread berjangka yang sudah mencapai rekor tertinggi.

Pasokan minyak yang ketat mendorong struktur pasar enam bulan untuk minyak mentah Brent ke kemunduran terluas pada rekor pada hari Rabu.

Kemunduran terjadi ketika kontrak untuk pengiriman jangka pendek dihargai lebih tinggi daripada kontrak untuk bulan-bulan berikutnya dan mencerminkan permintaan jangka pendek yang mendorong para pedagang untuk melepaskan minyak dari penyimpanan untuk segera menjualnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya