Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyoroti jumlah perusahaan rintisan atau startup ini berkembang semakin pesat di Indonesia. Menurutnya, hingga Juli 2022, tercatat 2.391 startup berasal dari Indonesia.
Perusahaan rintisantersebut di antaranya terdapat 2 decacorn dan 8 unicorn. Menko menilai potensi perusahaan rintisan pada ekonomi digital 2021 sebesar Rp146 triliun dan pada 2030 naik 8 kali menjadi Rp4.531 trilliun.
Baca Juga
“Kehadiran startup-startup yang terus membawa inovasi ke masyarakat harus didukung oleh semua pihak, baik swasta maupun pemerintah. Hal ini sejalan dengan lingkup tugas Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk mengakselerasi dengan terus menumbuhkan dan mengembangkan peluang kemandirian ekonomi bagi masyarakat Indonesia,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam keterangan resmi, Selasa (26/7).
Advertisement
Airlangga menjelaskan dalam pertumbuhan startup ini adalah mendukung ekosistem yang berkelanjutan. Beberapa cara yang ditempuh ialah program inkubasi dan akselerasi startup seperti program Lestari oleh Pijar Foundation.
“Untuk mendukung ekosistem yang berkelanjutan di bidang startup, ada beberapa cara yang ditempuh di mana salah satunya adalah program inkubasi dan akselerasi startup. Karena itu, saya sangat menyambut baik inisiatif yang dilakukan oleh Pijar Foundation dengan program Lestari yang akan dijalankan,” tutur Menko.
Sebagai informasi, Pijar Foundation merupakan organisasi nirlaba sekaligus ekosistem untuk katalisator isu-isu strategis masa depan di Indonesia yang berorientasi pada dua tema besar, Future planet dan Future Talent. Untuk mewujudkannya, Pijar Foundation mendorong inisiatif, mempersiapkan dan memberi penguatan talenta muda yang setara.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Nasib Pendanaan Startup di Tengah Ancaman Krisis Global, Naik atau Turun?
Sejumlah perusahaan startup dunia mulai menghadapi tantangan akibat ketatnya liquiditas global. Tidak lain, sumber masalahnya adalah kebijakan moneter bank sentral AS.
Data CB Insights mengatakan, total pendanaan startup secara global mencapai USD 108,5 miliar pada kuartal II 2022, menurun 23 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya senilai USD 141,6 miliar.
Penurunan tersebut menjadi yang terbesar secara kuartalan selama satu dekade terakhir. Alhasil, jumlah unicorn global juga menurun hingga 43 persen secara global yang hanya mencetak 85 pemain baru, jauh di bawah kuartal II 2021 sebanyak 148 unicorn.
Meski demikian, platform startup accelerator, PT Upturn Akselerasi Nusantara (Upturn), menilai industri startup akan kembali bergeliat seiring dengan pemulihan ekonomi terjadi, termasuk di Indonesia.
Berdasarkan data dari DSInnovate DailySocial, terdapat 76 pendanaan ke startup Indonesia yang diumumkan ke publik pada kuartal I 2022.
Dari 50 pendanaan yang menyebutkan nominal, total investasinya sebesar USD 1,22 miliar. Angka ini lebih besar dari total investasi startup tahun lalu yang mencapai USD 554,7 juta dari 24 transaksi yang diumumkan nominalnya.
“Kami percaya startup di Indonesia punya daya saing dan potensi yang luar biasa. Melalui program akselerasi di Upturn, kami berharap bisa terus membantu para founder untuk mengembangkan bisnis dan memaksimalkan potensi yang dimiliki,” ujar Partner at Upturn, Ayunda Afifa, dalam keterangannya, Sabtu (23/7/2022).
Ayunda menambahkan, Upturn juga berkomitmen untuk terus mendorong dan mengakselerasi perkembangan startup di Indonesia yang masih menyimpan potensi besar. Ada sejumlah strategi yang dilakukan Upturn agar bisnis dan modal startup lancar.
Salah satunya dengan merampungkan Upturn Scale Program Batch 1, program akselerasi ini dimulai sejak 17 Mei 2022 dan berlangsung selama sepuluh minggu.
Advertisement
Pertumbuhan Bisnis
Menurut Ayunda, sebanyak 14 startup dari berbagai sektor telah mengikuti program yang bertujuan memacu pertumbuhan bisnis, yang dibantu oleh para mentor dan akses network Upturn lainnya.
Rangkaian tersebut kemudian ditutup dengan kesempatan bertemu para investor dalam The Upturn Scale Program Batch 1 Virtual Demo Day (Demo Day).
Dalam Demo Day tersebut, para founders melakukan pitch pada puluhan rekan Venture Capitalist (VC) Upturn, baik nasional dan regional, hingga kepada angel investors yang telah lama mendukung pertumbuhan industri teknologi dalam negeri.
"Diharapkan para startup bisa semakin matang dalam memformulasikan pitch deck-nya guna menarik minat para investor untuk mendukung kebutuhan dana pengembangan bisnis yang diperlukan," kata Ayunda.
“Namun bagi kami, yang paling utama setelah program ini, para founder memiliki kemampuan lebih dalam membangun bisnis yang tumbuh cepat dan berkelanjutan,” sambungnya.
Adapun 14 startup yang berhasil lolos dari Upturn Scale Program Batch 1 adalah Jaramba, Flash Campus, Broiler X, Wiseree, Cari Mobil, Bengkel Mania, Bintang Kecil, Goritax, Kibble, Psikologimu, Rakamin Academy, Sgara, Stellar X, hingga Belajar Lagi.