Rupiah Tertekan, Dekati Level Psikologis 15.000 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa sore melemah tipis mendekati level psikologis 15.000 per dolar AS.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Sep 2022, 17:30 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2022, 17:30 WIB
FOTO: Akhir Tahun, Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat
Karyawan menunjukkan uang dolar AS dan rupiah di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa sore melemah tipis mendekati level psikologis 15.000 per dolar AS.

Rupiah ditutup melemah 6 poin atau 0,04 persen ke posisi 14.984 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.978 per dolar AS.

"Pasar mata uang cenderung datar hari ini. Pasar cenderung wait and see menjelang pertemuan FOMC yang hampir dapat dipastikan akan menaikkan suku bunga sebesar 75bps," kata analis DCFX Futures Lukman Leong dikutip dari Antara, Selasa (20/9/2022).

Pelaku pasar memprediksi bank sentral AS The Federal Reserve akan tetap agresif ketika menaikkan suku bunga acuannya pada pertemuan pekan ini.

The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga 75 basis poin dengan beberapa peluang kenaikan 100 basis poin.

"Yang dinantikan adalah speech dari Gubernur The Fed Jerome Powell yang juga diperkirakan akan kembali memberikan nada hawkish dan melanjutkan kebijakan yang agresif," ujar Lukman.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Duku Bunga BI Bakal Naik Lagi

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Menguat
Teller menghitung mata uang rupiah di bank, Jakarta, Rabu (22/1/2020). Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan penguatan nilai tukar rupiah yang belakangan terjadi terhadap dolar Amerika Serikat sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia dan mekanisme pasar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dari domestik, lanjut Lukman, Bank Indonesia (BI) juga diperkirakan akan menaikkan suku bunga secara "simbolik" sebesar 25 basis poin (bps) untuk meredakan tekanan pada rupiah.

"Ekspektasi kenaikan inflasi dan suku bunga tercermin dari rencana pemerintah yang akan segera meluncurkan Obligasi Negara Ritel (ORI), dengan kupon ORI022 di atas 6 persen untuk menarik investor," kata Lukman.

Pada Agustus lalu, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan alias BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) dari 3,5 persen menjadi 3,75 persen.

Suku bunga deposit facility juga dinaikkan sebesar 25 bps menjadi tiga persen dan suku bunga lending facility turut ditingkatkan sebesar 25 bps menjadi 4,5 persen.

 


Rupiah Pagi Ini

3 Alasan Kenapa Rabu Kemarin Rupiah Menguat
Ilustrasi dana BLT

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi 14.983 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran 14.966 per dolar AS hingga 14.990 per dolar AS.

Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa menguat ke posisi 14.975 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya 14.980 per dolar AS.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya