Lawan Tengkulak, Uma Inovasi Selangit Angkat Ekonomi Petani Kopi

Melalui Uma Inovasi Selangit, warga yang sebagian besar berprofesi sebagai petani kopi bisa merasakan manfaat kopi Selangit yang kini makin digemari.

oleh Tira Santia diperbarui 28 Sep 2022, 21:00 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2022, 14:42 WIB
Uma Inovasi Selangit mengenalkan kopi Selangit sebagai alternatif di tengah dominasi cita rasa kopi khas Semendo dan Pagaralam.
Uma Inovasi Selangit mengenalkan kopi Selangit sebagai alternatif di tengah dominasi cita rasa kopi khas Semendo dan Pagaralam.

Liputan6.com, Jakarta Kopi kini membuka jalan kesuksesan berusaha bagi banyak orang dan mendorong perekonomian. Kelompok Tani Uma Inovasi Selangit satu contohnya.

Uma Inovasi Selangit kini menjadi motor utama penggerak ekonomi warga Desa Karangpanggung, Kecamatan Selangit, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan.

Usai mengenalkan kopi Selangit sebagai alternatif di tengah dominasi cita rasa kopi khas Semendo dan Pagaralam.

Melalui sentuhan anak muda kreatif di bawah bendera Uma Inovasi Selangit, kopi Selangit mulai dikenal tidak hanya di Sumsel tetapi juga di level nasional.

Melalui Uma Inovasi Selangit, warga yang sebagian besar berprofesi sebagai petani kopi bisa merasakan manfaat kopi Selangit yang kini makin digemari.

Tak hanya itu, Uma Inovasi Selangit juga jadi pintu meningkatkan derajat para petani. Caranya adalah dengan memutus rantai distribusi kopi yang selama ini dikuasai oleh tengkulak.

“Kami (Uma Inovasi Selangit) membeli kopi dari petani, ada beberapa ton. Ada yang kita simpan untuk stok, ada juga yang diolah (roasting). Pembelian kopi dari petani dengan harga masuk akal adalah cara agar para petani tidak lagi terjebak oleh para tengkulak,” ujar Risela, salah seorang pengelola Uma Inovasi Selangit di booth PT Pertamina Hulu Energi (PHE) pada 46th IPA Exhibition and Convention 2022 di Jakarta, Jumat (23/9/2022).

Risela menyebutkan, harga beli kopi dari petani Selangit bergantung pada musim. Saat musim kemarau, harga kopi dalam bentuk biji dibeli Rp25 ribu per kg.

Sementara kopi merah dibeli Rp30 ribu-Rp 35 ribu per kg. Kalau musim hujan, harga berbeda karena pasokan berkurang.

“Kadang petani kopi menawarkan pas musim panen. Kalau kebanjiran order, kadang kita ke petani langsung. Harga juga bergantung pada musim,” ujar Risela.

Selain membeli kopi petani, lanjut Risela, Uma Selangit juga memberikan edukasi kepada para petani guna meningkatkan kualitas kopi.

Menurut Risela, sebelum diberikan edukasi para petani tidak mengetahui biji kopi mana yang kualitas tinggi atau rendah.

“Selama ini petani petik buahnya masih campur antara yang warna hijau dan merah. Seharusnya yang merah aja. Makanya ada pembinaan. Kita edukasi, kopi petik yang sudah merah harganya lebih tinggi kualitas lebih bagus,” ungkap Risela.

Volume kopi yang dipasok oleh para petani dibawah koordinasi Uma Inovasi Selangit terus naik, mengikuti permintaan kopi dari para konsumen.

Jika dulu paling banyak permintaan hanya 50 kg, kini rata-rata Uma Inovasi Selangit bisa menyerap biji kopi mencapai 500 kg setiap bulan.

Peningkatan produksi olahan kopi yang juga ikut mengerek permintaan kopi ke petani tentu tidak lepas dari peningkatan kualitas pengolahan kopi.

 

Mulai Dibina

Uma Inovasi Selangit mengenalkan kopi Selangit sebagai alternatif di tengah dominasi cita rasa kopi khas Semendo dan Pagaralam.
Uma Inovasi Selangit mengenalkan kopi Selangit sebagai alternatif di tengah dominasi cita rasa kopi khas Semendo dan Pagaralam.

Nilai kopi Selangit jauh meningkat setelah Pertamina EP Pendopo Field, bagian dari Zona 4 Regional 1 Sumatera PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), ikut terlibat membina Uma Inovasi Selangit pada akhir 2018.

Saat itu, Pertamina EP Pendopo Field melakukan penguatan kelompok melalui pelatihan budidaya kopi dan pelatihan roasting class dan cuping.

Setahun kemudian, Pertamina EP Pendopo Field melakukan penguatan peralatan produksi kopi (alat rosting, giling seduh, dll) dan peningkatan kapasitas melalui pelatihan kelembagaan.

“Selain soft skill, Pertamina juga memberikan bantuan peralatan juga diberikan seperti alat sortir biji kopi, peralatan roasting kopi berkapasitas 15 kg, dan peralatan seduh kopi lengkap,” ujar Risela.

Pada 2020, Pertamina EP Pendopo Field melakukan pelatihan pengembangan kebun kopi organic, peningkatan kapasitas kelompok melalui pelatihan kelembagaan, dan memperluas panhgsa pasar dengan membuka jaringan kemitraan.

Selain itu, Pertamina EP Pendopo Field jiuga melaksanakan program menyesuaikan kebijakan dari pandemic COVID 19. Tahun lalu, Pertamina EP Pendopo Field melakukan inovasi produk menyesuaikan keberadaan pandemic COVID-19 dan penyediaan angkringan kopi keliling.

Uma Inovasi Selangit saat ini memiliki enam gerai kopi di Sumsel yang tersebar di beberapa wilayah, di antaranya Ro’se Megang yang merupakan gerai kopi pertama di Selangit. Lalu Ro’se Dempo dan Ro’se Mandiriana di Lubuklinggau, lalu Ro’se Taman Beregam di Musi Rawas, Ro’se Pendopo, di PALI dan Ro’se Bengkulu.

Tahun depan adalah tahun terakhir Pertamina EP Pendopo Field terlibat dalam program pembinaan Uma Inovasi Selangit. Risela menyebutkan, Uma Inovasi Selangit bakal lebih aktif lagi membina masyarakat lokal atau pemuda. “Jelang berakhirnya program pembinaan dari Pertamina EP Pendopo, kami berharap ada bantuan lebih intens terkair pemasaran produk kopi bisa digenjot,” ujarnya.

Atas keberhasilan memberdayakan petani kopi, Uma Inovasi Selangit diganjar penghargaan sebagai UMKM terbaik Se-Indonesia di ajang Forum Kapasitas Nasional II di Jakarta 27 - 28 Juli 2022.

Sebelumnya di ajang Pra Forum Kapasitas Nasional (Kapnas) 2022 wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) yang diadakan di Palembang, pada Juli 2022 lalu jadi UMKM terbaik kedua.

Agus Amperianto, General Manager Zona 4 Regional 1 Sumatera PHR, saat dikonfirmasi, mengatakan program pemberdayaan ekonomi masyarakat, sebagaimana yang sdh dilakukan oleh Kelompok Tani Uma Inovasi Silangit, terbukti dapat membawa dampak positif.

Hal itu tampak dari lima indikantor, yaitu masyarakat petani yang lebih mandiri, kemitraan terjalin dengan baik, dan mendorong munculnya wirausaha baru.

“Selain itu, program ini telah menguatkan ekonomi industry kecil dan membantu perekonomian usaha menjadi modern,” ujarnya.

Sebagai pimpinan di Zona 4 Regional 1 Sumatera PHR, Agus mendorong program pemberdayaan lanjut untuk menyesuaikan kondisi bisnis di era saat ini, dimana perkembangan teknologi sangat cepat dan semakin maju.

Karena itu, perekonomian yang ada juga perlu mengikuti perkembangan teknologi tersebut. Jika perekonomian masih menggunakan cara lama dan tidak modern, tambah Agus, perekonomian tersebut tidak bisa berkembang.

“Kami tetap akan men-support Uma Inovasi Selangit yang kini memiliki enam gerai kopi di Sumsel ini, agar bagaimana membuat ekonomi menjadi besar, modern, dan kuat. Dengan begitu, perekonomian tetap terus maju dan tidak terhalang oleh kemajuan teknologi di tengah era disrupsi saat ini,” tutup Agus.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya