Liputan6.com, Jakarta Inflasi Inggris akhirnya mencatat penurunan tajam pada bulan April 2023, didukung oleh biaya energi yang menurun dan dampak perang Rusia Ukraina mulai mereda.
Melansir CNBC International, Rabu (24/5/2023) inflasi utama Inggris mencapai 8,7 persen year-on-year pada April 2023, menurut data dari Office for National Statistics, turun dari 10,1 persen pada bulan Maret.
Baca Juga
Ini menandai inflasi pertama di Inggris yang berada dibawah angka 10 persen sejak Agustus 2022.
Advertisement
"Harga listrik dan gas berkontribusi pada 1,42 poin persentase penurunan inflasi tahunan di bulan April dari perbandingan tahunan, tetapi komponen ini masih berkontribusi 1,01 poin persentase terhadap inflasi tahunan," kata ONS dalam laporannya.
"Harga makanan dan minuman non-alkohol terus meningkat di bulan April dan berkontribusi terhadap tingginya inflasi tahunan, namun tingkat inflasi tahunan makanan dan minuman non-alkohol menurun, dari 19,2 persen tahun ini hingga Maret 2023, menjadi 19,1 persen hingga April 2023," bebernya.
Namun, ONS mengatakan perkiraan model indikatifnya menunjukkan bahwa tingkat inflasi tahunan Inggris untuk makanan dan minuman non-alkohol masih mencatat angka tertinggi selama lebih dari 45 tahun.
Sementara itu, Indeks Harga Konsumen termasuk biaya perumahan Inggris (CPIH) tercatat 7,8 persen pada April 2023, turun dari 8,9 persen pada bulan Maret, sementara CPI inti (tidak termasuk biaya energi, pangan, alkohol, dan tembakau) naik sebesar 6,8 persen, yang akan menjadi perhatian Bank of England.
Meski sudah menurun, inflasi Inggris masih berda di angka yang terbilang tinggi karena ekonominya dihadapi dengan ancaman resesi, mendorong Bank of England menaikkan suku bunga untuk kali ke-12 berturut-turut menjadi 4,5 persen pada pertemuan terakhirnya awal bulan ini.
Ekonom secara luas memperkirakan Bank of England masih akan menaikkan suku bunga karena inflasi masih tinggi, sementara pasar tenaga kerja tetap ketat dan Gubernur Andrew Bailey telah memperingatkan dampak pada upah.
Ekonom Optimis Inflasi Inggris Bakal Terus Turun
Suren Thiru, direktur ekonom di Institute of Chartered Accountants di Inggris dan Wales, mengatakan kembalinya tingkat inflasi satu digit menunjukkan Inggris telah "berbalik arah" dalam perang melawan inflasi.
Dia pun optimis inflasi Inggris akan mencatat penurunan yang lebih besar selama musim panas, karena regulator energi Ofgem diperkirakan akan mengurangi batas harga energinya, menurunkan tagihan mulai Juli.
"Hambatan pada permintaan pelanggan dari pasar pekerjaan yang mendingin, pajak yang lebih tinggi dan dampak lambat dari kenaikan suku bunga dapat berarti bahwa inflasi turun lebih cepat dari perkiraan Bank of England," katanya.
"Penurunan inflasi bulan April cukup besar bagi Komite Kebijakan Moneter untuk mempertahankan suku bunga bulan depan, tetapi jika mereka terus mengambil risiko pengetatan yang berlebihan, itu dapat memperburuk krisis biaya hidup dan tekanan pada bisnis," sebut Thiru.
Advertisement
Masih Membutuhkan Proses yang Panjang
Adapun Richard Carter, kepala penelitian di Quilter Cheviot, mengatakan bahwa masih ada "jalan yang sangat panjang" untuk dilalui Inggri karena angka inflasi masih sangat tinggi.
Namun, Carter menyarankan penurunan tajam tidak mungkin terjadi dalam beberapa bulan mendatang, terutama jika prediksi IMF baru-baru ini tentang ekonomi Inggris yang lebih tangguh adalah akurat.
"Sementara Bank of England tidak membuat janji bahwa itu mendekati akhir dari siklus kenaikannya sejauh menyangkut suku bunga, akan lega melihat inflasi akhirnya bergerak," kata Carter.
"Selama pertumbuhan upah terus meningkat, Bank akan mempertahankan opsi kenaikan suku bunga lebih lanjut – dan terutama jika inflasi inti tetap tinggi," katanya.