Liputan6.com, Jakarta Harga minyak mentah berjangka tergelincir pada hari Selasa karena para pedagang menilai dampak perang di Eropa Timur dan Timur Tengah terhadap gambaran pasokan.
Dilutip dari CNBC, Rabu (27/3/2024), harga minyak mentah Kontrak West Texas Intermediate untuk bulan Mei turun 33 sen, atau 0,4%, menjadi USD 81,62 per barel. Kontrak Brent untuk bulan Mei turun 50 sen, atau 0,58%, menjadi USD 86,25 per barel.
Ukraina telah meningkatkan serangan pesawat tak berawak terhadap kilang minyak Rusia, sehingga mengakibatkan kapasitas produksi sebesar 900.000 barel per hari terhenti, menurut Goldman Sachs.
Baca Juga
Pemadaman listrik bisa memakan waktu berminggu-minggu untuk diperbaiki dan, dalam beberapa kasus, mungkin terjadi hilangnya kapasitas secara permanen, kata bank investasi tersebut.
Advertisement
Dampak gangguan terhadap harga minyak mentah kemungkinan akan beragam, dengan penurunan permintaan kilang yang bersifat bearish dan potensi penurunan ekspor minyak Rusia yang bersifat bullish, kata Goldman.
Konflik Laut Merah
Sementara itu, krisis Laut Merah telah menyebabkan penumpukan 100 juta barel minyak di perairan internasional karena perusahaan pelayaran mengalihkan arus perdagangan untuk menghindari serangan militan Houthi, menurut bank tersebut.
Gangguan di Laut Merah ditambah dengan gesekan pelayaran Rusia telah menyebabkan kenaikan harga minyak mentah hingga $4 per barel karena penarikan stok komersial yang lebih besar dari perkiraan, menurut Goldman.