Liputan6.com, Jakarta - PT Medco Energi Internasional Tbk (MedcoEnergi) sukses mendongkrak produksi minyak dan gas bumi (migas) menjadi 160 ribu barel setara minyak per hari (mboepd) pada 2023.
Hasil itu ditopang pengoperasian 12 blok produksi, 1 blok pengembangan dan 3 blok eksplorasi. Salah satunya melalui pengembangan sumur-sumur baru di Blok Corridor, Sumatera Selatan.Â
Baca Juga
Tak hanya menggenjot produksi, Medco Energi juga turut menjalankan Program Pengembangan Masyarakat (PPM) berkelanjutan di wilayah sekitar area operasi. Dengan tujuan terus mendukung pemerintah dalam mengatasi perubahan iklim menuju target Net Zero Emission, serta meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat sekitar.Â
Advertisement
"Selain fokus memenuhi kebutuhan energi nasional dan mendukung target produksi migas yang ditetapkan Pemerintah, MedcoEnergi juga terus memberi kontribusi positif bagi masyarakat di sekitar area operasi, sekaligus mendukung mitigasi perubahan iklim. Salah satu fokus kami dalam PPM berkelanjutan ini adalah bagaimana menciptakan program-program peningkatan ekonomi lokal yang berwawasan lingkungan," ujar Community Enhancement Manager Medco E&P, Sugiarsih pada ajang IPA Convex 2024 di Indonesia Convention & Exhibition (ICE), BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (14/5/2024).
Salah satu implementasinya melalui program Budidaya Karet Organik di wilayah kerja sekitar Sumatera Selatan. Sejak 2011, MedcoEnergi telah menjalankan program Budidaya Karet Organik (Bukor) yang diikuti oleh 265 petani di tiga kabupaten, dengan luas lahan sekitar 321 hektare.Â
Melalui anak perusahaan Medco E&P Grissik Ltd, program Budidaya dan Hilirisasi Karet Rakyat turut dijalankan di sekitar Blok Corridor, Sumatera Selatan sejak 2022. Program ini menyasar 473 petani karet dengan total luas garapan mencapai 649 hektare.Â
Pada kesempatan terpisah di IPA Convex 2024, Senior Manager Field Relations & Security Block Corridor Adjie Suryaningrat menilai, program berwawasan lingkungan ini dapat membantu keberlanjutan industri karet khususnya di sekitar Blok Corridor.Â
"Minimnya hilirisasi karet alam menyebabkan tingkat kesejahteraan petani masih rendah. Melalui program ini, para petani dapat meningkatkan keahlian untuk meningkatkan nilai dari produksi getah karet yang dihasilkan, sehingga mamberikan penghasilan yang lebih baik," kata Adjie.Â
Â
Pola Kerja Sama
Adjie menceritakan, pola kerja sama denga petani karet ini diawali dengan bantuan teknis, bagaimana tim melatih dan memberikan edukasi kepada sejumlah petani karet binaan, semisal memilih jenis dan bibit yang baik seperti apa.Â
"Bagaimana cara menanam pohon dan bibit karet di lahan yang terbatas bagaimana caranya, bagaimana supaya pohon karet itu tumbuh kuat, sehat selama 4-5 tahun. Yang paling penting adalah, setelah pohon-pohon ini bisa menghasilkan getah, supaya hasil getah karet yang keluar dari setiap orang itu bisa berusia maksimum di atas 15-20 tahun," imbuhnya.Â
Hasil dari program pembinaan itu turut dirasakan Darmansyah, warga Rimba Rakit, Dusun 2, Desa Sukamaju, Kecamatan Babat Supat, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Ia merupakan salah satu petani karet mitra binaan Medco E&P Grissik Ltd yang telah menikmati manfaat dari program pengembangan masyarakat.Â
Â
Advertisement
Peningkatan Pendapatan
Padahal dulunya, ia mengaku masih harus berhadapan dengan sejumlah kendala. Semisal, belum begitu paham tentang jenis bibit yang baik, pola tanam yang baik, sehingga berimbas terhadap hasil produksi dan pendapatan ekonomi.
"Terus, kebun masih kurang terawat. Jarak tanam tidak sama satu dan lainnya, karena belum mengetahui cara budidaya bibit karet yang baik. Dari hasil bibit alamnya mungkin bisa 5-10 kg per hari, itu untuk hasil. Dengan hasil sedikit, supaya hasilnya lebih jelas, jadi kategori karet kita waktu itu masih kotor, otomatis harganya pun lebih rendah diterima di pasaran," ungkapnya, juga di sela-sela kegiatan IPA Convex 2024.
Setelah menerima pelatihan per 2006, hasil panen getah karet Darmansyah mulai alami perubahan. "awalnya kami dikasih penelitian, kerjasama dengan Medco. Mulai dari pembuatan bibit, penggarapan tanah, termasuk jarak tanam satu sama lainnya, itu sangat berpengaruh di dalam hasilnya nanti. Hasil produksi sekarang bisa mencapai 15-20 kg (per hari)," ucapnya.Â
Kompetensi kemampuan ini juga berkontribusi pada peningkatan pendapatan Darmansyah, hingga mampu menyekolahkan anak-anaknya hingga ke Perguruan Tinggi. Bahkan salah satunya tengah menempuh program S2 di Yogyakarta. ‘"Alhamdulillah, program pelatihan dan bantuan yang diberikan Medco sangat bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan keluarga saya,’" pungkas dia.
Â