Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi mencanangkan pembangunan MRT Jakarta fase Timur-Barat pada hari ini. Acara ini berlangsung di proyek Stasiun MRT Thamrin, Jakarta Pusat, dan menjadi langkah penting dalam pengembangan infrastruktur transportasi massal di ibu kota.
Jokowi menjelaskan bahwa pembangunan MRT fase Timur-Barat akan dilakukan dalam dua tahap. Fase pertama, yang dimulai hari ini, mencakup jalur Tomang hingga Medan Satria dengan panjang 24,5 kilometer.
Baca Juga
"Kita ingin memperluas jangkauan pembangunan. Hari ini, kita mulai pembangunan MRT lintas Timur-Barat Fase I, dari Medan Satria ke Tomang sepanjang 24,5 kilometer," kata Jokowi.
Advertisement
MRT Jakarta Fase Timur-Barat Dukung Kota Global
Presiden Jokowi optimistis bahwa proyek MRT ini akan mendukung Jakarta menjadi kota global yang terhubung dengan daerah sekitarnya. "Peradaban transportasi modern akan benar-benar terwujud setelah MRT ini selesai," tambahnya.
Meningkatkan Konektivitas dan Pertumbuhan Ekonomi
Proyek MRT Jakarta fase Timur-Barat diharapkan dapat meningkatkan konektivitas wilayah Jakarta dan mendukung pertumbuhan ekonomi, baik di ibu kota maupun kawasan sekitarnya. Dengan terhubungnya jalur Timur-Barat, mobilitas masyarakat akan semakin mudah dan efisien.
Fase pertama pembangunan dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap 1 dari Tomang hingga Medan Satria sepanjang 24,5 kilometer, dan tahap 2 dari Kembangan hingga Tomang sepanjang 9 kilometer.
Â
Â
Â
Reporter:Â Siti Ayu Rachma
Sumber: Merdeka.com
Pramono Anung Siap Perpanjang Integrasi Transportasi: MRT hingga ke Tangerang
Calon gubernur Jakarta Pramono Anung menyatakan siap mengembangkan transportasi publik yang dapat terintegrasi hingga ke kota penyangga. Termasuk memperpanjangkan jalur Mass Rapid Transit (MRT).
"Saya kalau diberikan amanah, saya yakin bisa bekerja sama dengan Bu Airin, dengan Pak Ilham, untuk memperpanjang seluruh transportasi, termasuk ke Tangerang pakai MRT," ujar Pramono di SCTV Tower, Jakarta, Senin (9/9/2024).
Menurut Pramono, seluruh kepala daerah memang semestinya mampu bekerja sama untuk kepentingan rakyat, termasuk sejalan dengan pemerintah pusat.
"Kita punya pengalaman ketika mau KTT ASEAN. Pada waktu itu polusinya tinggi banget. Maka pemerintah, saya karena dari dalam pemerintah, memutuskan bagaimana caranya menurunkan polusi yang cukup tinggi," jelas Pramono Anung.
Saat itu, pemerintah memutuskan untuk menekan penggunaan bahan bakar pertalite selama dua minggu. Seluruh pabrik diwajibkan menggunakan filter, bahkan di Jalan Sudirman-Thamrin hanya dapat dilintasi mobil listrik atau hybrid.
"Begitu dilakukan dalam dua minggu, turunnya luar biasa. Artinya apa, sebenarnya ada solusi yang bisa dilakukan seperti di Beijing. Beijing sebagai role model, sebagai contoh. Bisa kita tiru seperti itu, sehingga dengan demikian saya pikir Jakarta bisa melakukan seperti itu kalau pemimpinnya berani dan melakukan koordinasi yang baik dengan pemerintah pusat," ucap Pramono.
Namun begitu, menurut cagub yang diusung PDIP itu, upaya tersebut jangan hanya terjadi musiman. Perlu konsistensi dan keberanian dalam merealisasikan niatan itu.
"Karena waktu KTT ASEAN itu contoh yang paling konkret yang bisa dilakukan di bangsa ini," Pramono menandaskan.
Advertisement