Mengejutkan, Simak Prediksi Bank Dunia Soal Pertumbuhan Ekonomi Asia Timur

Negara-negara Kepulauan Pasifik diperkirakan akan tumbuh sebesar 3,5 persen pada 2024 dan 3,4 persen pada 2025, seiring dengan pulihnya pariwisata. Pertumbuhan investasi masih lemah di sebagian besar wilayah tersebut.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 08 Okt 2024, 12:00 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2024, 12:00 WIB
FOTO: Bank Dunia Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Pemandangan gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan di Jakarta, Selasa (5/4/2022). Bank Dunia menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 menjadi 5,1 persen pada April 2022, dari perkiraan sebelumnya 5,2 persen pada Oktober 2021. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Dunia melihat Kawasan Asia Timur dan Pasifik (EAP) yang sedang berkembang terus tumbuh lebih cepat daripada kawasan lain di dunia pada 2024, tetapi lebih lambat daripada sebelum pandemi.

Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan di Asia Timur dan Pasifik sebesar 4,8 persen pada 2024, melambat menjadi 4,4 persen pada 2025.

Pertumbuhan di Tiongkok, ekonomi terbesar di kawasan tersebut, diproyeksikan menurun dari 4,8 persen tahun ini menjadi 4,3 persen pada 2025, dalam menghadapi pelemahan pasar properti yang terus-menerus, rendahnya kepercayaan konsumen dan investor, serta tantangan struktural seperti penuaan dan ketegangan global.

Pertumbuhan di kawasan lainnya diperkirakan meningkat dari 4,7 persen pada 2024 menjadi 4,9 persen pada 2025, yang diuntungkan oleh peningkatan konsumsi domestik, pemulihan ekspor barang, dan pemulihan pariwisata.

Di antara negara-negara yang lebih besar, hanya Indonesia yang diperkirakan akan tumbuh pada tahun 2024 dan 2025 pada atau di atas tingkat sebelum pandemi, sementara pertumbuhan di Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam diperkirakan akan berada di bawah tingkat tersebut.

Negara-negara Kepulauan Pasifik diperkirakan akan tumbuh sebesar 3,5 persen pada 2024 dan 3,4 persen pada 2025, seiring dengan pulihnya pariwisata. Pertumbuhan investasi masih lemah di sebagian besar wilayah tersebut.

Pertumbuhan Ekonomi Dunia

Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, Manuela V. Ferro mengatakan negara-negara di Kawasan Asia Timur dan Pasifik terus menjadi mesin pertumbuhan bagi ekonomi dunia.

"Namun, pertumbuhan melambat. Untuk mempertahankan pertumbuhan yang kuat dalam jangka menengah, negara-negara di EAP harus proaktif dalam memodernisasi dan mereformasi ekonomi mereka untuk menavigasi perubahan pola perdagangan dan perubahan teknologi,” kata Ferro, dalam webinar Media Update-East Asia Pacific Economic Update-October 2024, Selasa (8/10/2024).

 


Tiga Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Tercatat, Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia hingga Maret 2024 mencapai level 54,2 poin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik Aaditya Mattoo menjelaskan ada tiga faktor yang mungkin memengaruhi pertumbuhan regional yaitu pergeseran perdagangan dan investasi, perlambatan pertumbuhan di Tiongkok, dan meningkatnya ketidakpastian kebijakan global.

Pertama, ketegangan perdagangan baru-baru ini antara AS dan Tiongkok telah menciptakan peluang bagi negara-negara seperti Vietnam untuk memperdalam peran mereka dalam rantai nilai global dengan menghubungkan mitra dagang utama.

Perusahaan-perusahaan Vietnam yang mengekspor ke AS mengalami pertumbuhan penjualan hampir 25 persen lebih cepat daripada yang mengekspor ke tujuan lain selama periode 2018-2021.

“Namun, bukti baru menunjukkan bahwa ekonomi mungkin semakin terbatas untuk memainkan peran penghubung satu arah karena aturan asal yang baru dan lebih ketat pada impor dan pembatasan ekspor diberlakukan,” jelas Mattoo.

Kedua, negara-negara tetangga Tiongkok telah diuntungkan dari pertumbuhannya yang kuat selama tiga dekade terakhir, tetapi ukuran dorongan itu sekarang berkurang. Tiongkok telah menarik negara-negara lain melalui permintaan impornya, tetapi sekarang permintaan itu tumbuh lebih lambat daripada PDB-nya.

 


Faktor Ketiga

Impor hanya tumbuh sebesar 2,8 persen dalam tujuh bulan pertama tahun ini dibandingkan dengan hampir 6 persen per tahun pada dekade sebelumnya.

“Ketiga, ketidakpastian global dapat berdampak negatif pada ekonomi EAP. Selain ketidakpastian geopolitik, ketidakpastian kebijakan ekonomi yang meningkat dapat mengurangi produksi industri dan harga saham di EAP masing-masing hingga 0,5 persen dan 1 persen,” pungkasnya.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya