Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Oktober sebesar 0,09%. Angka inflasi Oktober ini tergolong cukup rendah jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tapi dibanding September, di bulan Oktober melemah karena pada September 2013 tercatat deflasi 0,35%.Â
Kepala BPS Suryamin dalam keterangan pers di kantornya, Jakarta, Jumat (1/11/2013) mengatakan laju inflasi secara tahunan (year on year/yoy) mencapai 8,32%. Inflasi pada Oktober disumbang komponen inti yang mencapai 0,34%. Sementara inflasi inti secara year on year telah mencapai 4,73%.
"Inflasi Oktober dibandingkan tahun sebelumnya termasuk cukup rendah. Pada Oktober 2008 terjadi inflasi 0,45%. Pada Oktober 2009, inflasi 0,19%, kemudian Oktober 2010 0,6%, kemudian 2011 terjadi deflasi dan inflasi 0,16% di Oktober 2012," kata dia.
BPS melaporkan, dari 66 kota IHK, sebanyak 39 kota mengalami inflasi, sementara 27 kota mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Sibolga 1,25% ditopang lonjakan harga cabai merah, sementara yang terendah di Samarinda 0,04%.
"Deflasi terendah di Ambon sebesar 3,82%. Hal ini disebabtkan turunnya harga sayuran dan ikan segar produksi cukup banyak," jelas dia. (Fik/Ndw)
Kepala BPS Suryamin dalam keterangan pers di kantornya, Jakarta, Jumat (1/11/2013) mengatakan laju inflasi secara tahunan (year on year/yoy) mencapai 8,32%. Inflasi pada Oktober disumbang komponen inti yang mencapai 0,34%. Sementara inflasi inti secara year on year telah mencapai 4,73%.
"Inflasi Oktober dibandingkan tahun sebelumnya termasuk cukup rendah. Pada Oktober 2008 terjadi inflasi 0,45%. Pada Oktober 2009, inflasi 0,19%, kemudian Oktober 2010 0,6%, kemudian 2011 terjadi deflasi dan inflasi 0,16% di Oktober 2012," kata dia.
BPS melaporkan, dari 66 kota IHK, sebanyak 39 kota mengalami inflasi, sementara 27 kota mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Sibolga 1,25% ditopang lonjakan harga cabai merah, sementara yang terendah di Samarinda 0,04%.
"Deflasi terendah di Ambon sebesar 3,82%. Hal ini disebabtkan turunnya harga sayuran dan ikan segar produksi cukup banyak," jelas dia. (Fik/Ndw)