Beli Anak Usaha Hess, Pertamina Rogoh Rp 7,7 Triliun

Pertamina merogoh kocek US$ 650 juta atau setara Rp 7,7 triliun untuk membeli anak usaha Hess di Indonesia.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 02 Des 2013, 10:21 WIB
Diterbitkan 02 Des 2013, 10:21 WIB
pertamina-ep-130613b.jpg
PT Pertamina (Persero) menggandeng perusahaan minyak asal Thailand, PTT Exploration and Production Pcl (PTTEP), untuk membeli saham anak usaha Hess di Indonesia. Dalam aksi korporasi itu, Pertamina merogoh kocek US$ 650 juta atau setara Rp 7,7 triliun (kurs: Rp 11.948 per dolar AS).

Perusahaan minyak pelat merah itu melalui anak usahanya PT Pertamina Hulu Energy telah  menandatangani kesepakatan pembelian saham (share purchase agreement/SPA) dengan PTTEP Netherlands Holding Cooperatie U.A, anak perusahaan PTTEP untuk mengakuisisi anak usaha Hess di Indonesia yang masing-masing menguasai 75% participating interest di Blok Pangkah dan 23% participating interest di Blok Natuna Sea A.

Akuisisi ini dilakukan secara bersama-sama antara Pertamina dan PTTEP dengan basis prosentase 50:50 untuk total nilai transaksi sekitar US$ 1,3 miliar atau setara Rp 15,5 triliun. Waktu penyelesaian untuk transaksi ini akan dilaksanakan sesuai dengan beberapa syarat yang ditetapkan dalam SPA.

"Kedua blok tersebut berada di wilayah lepas pantai," Vice Presiden Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir dalam keterangan tertulisnya, Senin (2/12/2013).

Blok Pangkah merupakan wilayah kerja yang terletak di bagian Timur Laut Jawa. Produksi saat ini sekitar 7.000 barel per hari minyak/kondensat dan 33 juta kaki kubik per hari gas. Sementara itu total cadangan terbukti dan potensi cadangan (2P) diperkirakan sekitar 110 juta barel setara minyak. Dengan akuisisi ini maka Blok Pangkah secara otomatis akan dioperatori bersama oleh Pertamina dan PTTEP.

Adapun, Blok Natuna Sea A merupakan wilayah kerja gas yang terletak di Laut Natuna Barat, berdekatan dengan perbatasan antara Malaysia dan Indonesia. Produksi saat ini sekitar 145 juta kaki kubik per hari (MMscfd)dari Lapangan Anoa, 75 MMscfd dari Gajah Baru dan 2.350 barel per hari minyak.

Total cadangan terbukti dan potensi cadangan (2P) diperkirakan sebesar 209 juta barel setara minyak. Adapun partner lain di Blok Natuna Sea A terdiri dari Premier Oil (operator), KUFPEC dan Petronas yang masing-masing menguasai hak partisipasi 28,67%, 33,33% dan 15%.

Akuisisi Blok Pangkah dan Natuna Sea A sejalan dengan strategi pertumbuhan Pertamina untuk mengakuisisi lebih banyak asset berproduksi yang dapat memberikan tambahan produksi dan cadangan. "Lebih dari itu, akuisisi ini juga akan terus memperkuat posisi Pertamina sebagai tulang punggung ketahanan energi nasional Indonesia," terang Ali.

Pertamina menargetkan untuk menjadi pemain hulu migas yang dominan di domestik pada 2015 dan memperluas ekspansi internasionalnya. Pada tahun 2025, produksi Pertamina diproyeksikan mencapai 2,2 juta barel setara minyak per hari yang akan berasal dari operasi domestik dan luar negeri dalam proporsi yang seimbang.

Pertamina optimis bahwa kerjasama antara Pertamina dan PTTEP yang masing-masing memiliki pengalaman operasional yang kuat akan berkontribusi pada kesuksesan dalam pelaksanaan akuisisi ini. (Pew/Ndw)


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya