Liputan6.com, Jakarta- Denmark sukses mengawali kiprah di Piala Dunia 2018 dengan kemenangan. Gol tunggal Yussuf Yurary Poulsen membawa tim Dinamit menang 1-0 atas Peru di Grup C, Sabtu (16/6/2018).
Sosok Poulsen langsung jadi buah bibir di dunia maya usai jadi penentu kemenangan Denmark. Sebelum Piala Dunia 2018, hanya segelintir pecinta bola yang mengenal pemuda 24 tahun itu.
Baca Juga
Advertisement
Perjalanan hidup Poulsen ternyata cukup berliku. Dia merupakan putra dari seorang wanita asli Denmark dan pria Tanzania. Ayah Poulsen beragama Islam sehingga penggawa Red Bull Leipzig ini memiliki nama depan Yussuf. Namun Poulsen sendiri hingga saat ini tak pernah mengungkapkan secara terbuka agama yang dianutnya.
Ayah Poulsen bukan orang berada. Dia bekerja di kapal kontainer yang kerap bolak-balik Muhenza dan Denmark sebelum akhirnya menetap di Kopenhagen.
Ditinggal Ayahnya
Sayangnya Poulsen kecil hanya sebentar merasakan kasih sayang dari sang ayah. Ayah Poulsen meninggal dunia saat pemilik tinggi 193 cm itu baru berusia enam tahun karena sakit kanker.
Meski meninggalkan Poulsen di usia belia, sang ayah meninggalkan warisan berharga bernama sepak bola. Ya, Poulsen pertama kali mengenal sepak bola dari ayahnya.
"Dia yang membawa saya ke sepakbola untuk pertama kalinya, dan dia memainkan permainan," kata Poulsen tahun 2015 lalu. Untuk menghormati jasa besar ayahnya, Poulsen memilih mengganti nama di kaos tandingnya menjadi Yurary.
Karena ayahnya berasal dari Tanzania, Poulsen sebenarnya juga bisa memperkuat negara Afrika tersebut. Namun untuk karier internasional, Poulsen lebih memilih membela negara asal ibunya, Denmark.
Advertisement
Kado Ultah
Gol ke gawang Peru menjadi kado ulang tahun yang manis bagi Poulsen. Dia baru genap berusia 24 tahun sehari sebelum melakoni debut di Piala Dunia 2018.
Poulsen mengawali karier di klub lokal Denmark, Lyngby BK. Bakat besarnya membuat Leipzig tertarik merekrutnya tahun 2013 lalu. Poulsen semakin berkembang di Leipzig.
Saat membeli Poulsen, Leipzig masih main di kasta ketiga Liga Jerman. Bersama Poulsen, Leipzig perlahan tapi pasti merangkak naik hingga akhirnya promosi ke Bundesliga tahun 2016.