Kumpulan Hoaks Seputar Covid-19, Simak Faktanya

Berikut kumpulan hoaks seputar Covid-19 hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 19 Apr 2021, 16:00 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2021, 16:00 WIB
Ilustrasi Covid-19
Ilustrasi Covid-19 (Foto: Shutterstock By Photoroyalty)

Liputan6.com, Jakarta- Informasi hoaks seputar Covid-19 masih beredar di tengah masyarakat, kondisi ini tentu harus diwaspadai agar kita tidak percaya pada informasi yang salah.

Cek Fakta Liputan6.com pun telah menelusuri informasi seputar Covid-19 yang beredar, hasilnya sebagian informasi tersebut terbukti hoaks.

Berikut kumpulan hoaks seputar Covid-19 hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com:

 

1. Penyintas Covid-19 Bisa Langsung Divaksin usai Jalani Isolasi

Beredar di aplikasi percakapan Whatsapp pesan berantai berisi informasi terkait pemberian vaksin covid-19 bagi penyintas yang sudah selesai menjalani isolasi. Pesan berantai itu tersebar sejak pekan lalu.

Dalam pesan berantai yang beredar diklaim bahwa semua orang yang sudah menjalani isolasi bisa langsung divaksinasi covid-19. Berikut isi pesan berantai itu selengkapnya:

"Ijin pak walikota...Menyampaikan Edaran terbaru Kemenkes: Warga terpapar covid bila sudah selesai isolasi (10 hari) DAPAT DIVAKSINASI.

Jadi tidak lagi menunggu 3 bulan. Agar pedoman ini dapat dilaksanakan"

Lalu benarkah pesan berantai berisi informasi masyarakat yang terpapar covid-19 dan telah menjalani isolasi (10 hari) bisa langsung divaksinasi? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, pesan berantai berisi informasi masyarakat yang terpapar covid-19 dan telah menjalani isolasi (10 hari) bisa langsung divaksinasi adalah tidak benar.

 

2. WHO dan Pemerintah Arab Saudi Tak Akui Vaksin Sinovac

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim WHO dan Pemerintah Arab Saudi tidak mengakui Vaksin Sinovac. Klaim tersebut diunggah akun Facebook Paat J F Jonas, pada 10 April 2021.

Unggahan klaim WHO dan Pemerintah Arab Saudi tidak mengakui Vaksin Sinovac berupa tulisan sebagai berikut:

"“Vacsin Sinovac Biofarma “Tidak di akui oleh Kerajaan Saudi Arabia ( bahkan oleh WHO sekalipun) .Untuk Jemaah Umrah atau Haji ...Semua permainan “Uang dan kekuasaan “saja untuk dapat melaksanakan suatu bentuk Ibadah .Mari kita lihat permainan ini berakhir dgn kemenangan siapa..!!!

Semoga Upaya Positive Pemerintah Republik Indonesia membuahkan hasil."

Benarkah klaim WHO dan Pemerintah Arab Saudi tidak mengakui Vaksin Sinovac? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim WHO dan Pemerintah Arab Saudi tidak mengakui Vaksin Sinovac tidak benar.

Vaksin Sinovac masuk dalam daftar WHO dan sedang dalam proses mendapat rekomendasi EUL dari WHO.

 

3. Kamboja dan Swiss Tak Ada Kematian Selama Pandemi Covid-19 karena Tak Memakai Masker

Beredar di aplikasi percakapan Whatsapp pesan berantai terkait informasi Kamboja dan Swiss bebas kematian selama pandemi covid-19 karena tak memakai masker. Pesan berantai itu ramai dibagikan sejak awal pekan ini.

Selain itu dalam pesan berantai juga diklaim bahwa Kamboja dan Swiss tidak memberlakukan aturan pakai masker bagi penduduknya sehingga kematiannya nol persen selama pandemi covid-19. Berikut isi pesan berantai itu selengkapnya:

"Orang2 Turki Sudah Menemukan Sejenis Cacing Yang Sangat Halus Dalam Masker Buatan China Yang Memasuki Paru2 Dan Menyebabkan Kematian Pemakai nya Secara Temporer dan Berkala...! dan Terbukti yang Paling Banyak Meninggal Orang2 Yang Pake Masker Ketimbang Tidak Pake Masker dan Negara2 Yang Tidak Pakai Madker Seperti Kamboja Fan Swiss Tingkat Kematian Nya Dalam Kasus Pandemi Corona 0%...!"

Lalu benarkah isi pesan berantai terkait klaim informasi Kamboja dan Swiss tidak ada kematian selama pandemi covid-19 karena tak memakai masker? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, pesan berantasi berisi informasi yang menyebut Kamboja dan Swiss tidak ada kematian selama pandemi covid-19 karena tak memakai masker adalah tidak benar.

Simak Video Berikut

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam  cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya