Liputan6.com, Jakarta Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa sebaiknya kita tidak mengulang-ulang doa? Praktik berdoa, yang merupakan bentuk komunikasi kita dengan Tuhan, ternyata memiliki pandangan berbeda dalam Islam dan Kristen.
Dalam Islam, menurut Gus Baha yang mengutip kitab Al-Hikam, doa yang diulang-ulang dianggap sebagai pengingatan yang tidak perlu kepada Allah SWT. Allah SWT Maha Mengetahui dan mengingat setiap doa hamba-Nya. Oleh karena itu, mengulang-ulang doa dinilai kurang efektif dan bahkan bisa dianggap kurang menghargai sifat Maha Mengetahui Allah SWT.
Baca Juga
Sementara itu, dalam ajaran Kristen, khususnya dalam Matius 6:7-9, ada peringatan terhadap doa yang sia-sia atau bertele-tele, seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah. Ayat ini tidak melarang pengulangan doa secara mutlak, tetapi menekankan pentingnya berdoa dengan tulus dan penuh makna, bukan hanya sekadar mengulang kata-kata tanpa pemahaman yang mendalam.
Advertisement
Simak informasi lengkap yang dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (14/3/2025).
Pandangan Islam tentang Pengulangan Doa
Dalam kitab Hikam, seseorang yang berdoa itu tidak boleh mengulang doanya. Jadi hanya sekali. Kecuali memang permohonannya yang berbeda.
“Kitab Hikam menerangkan berdoa hanya sekali,” tutur Gus Baha dikutip dari tayangan YouTube Dakwah Digital. Gus Baha membagikan kisahnya berkali-kali batal berdoa sebab teringat pesan sebagaimana termaktub dalam kitab karya Ibn Athaillah tersebut.
“Saya itu pernah melaksanakan umrah tahun 2009, ibadah haji tahun 2013, lalu umrah lagi tahun kemarin, bulan Sya’ban,” kenangnya.
“Itu berkali-kali i’tikaf di Multazam tapi tak jadi berdoa, sampai sekarang,” sambungnya
“Sebab berdoa hanya sekali saja, jika ingin berdoa lagi, Tuhan masih ingat doa saya, masa saya ingatkan lagi,” paparnya.
“Sebab kitab Hikam mengingatkan itu, kalau berdoa jangan diulang!” tandasnya.
Dalam kitab tersebut dikemukakan alasannya sebagaimana dinukil oleh Gus Baha bahwa mengulang berdoa dengan permohonan yang sama ini artinya sama saja mengingatkan Dzat yang mustahil memiliki sifat lupa yakni Allah SWT.
“Karena yang boleh diingatkan itu hanyalah orang yang mungkin lupa," paparnya.
“Allah tidak pernah lupa, kok kamu ingatkan!” sambungnya.
“Jadi saya kalau hendak berdoa, doaku kemarin Allah masih ingat, lalu saya tidak jadi berdoa,” tandasnya.
“Lalu ketika akan berdoa lagi…tapi ini tidak dibuat-buat, ini asli, maksudnya ketika akan berdoa lagi…kan Allah masih ingat, ya sudah” tuturnya.
Sebab teringat hal itu, maka Gus Baha tatkala melaksanakan ibadah haji tidak lagi berdoa, namun lebih memperbanyal membaca sholawat Nabi dan Al-Qur'an.
“Akhirnya sampai Raudloh itu hanya baca sholawat dan baca Al-Qur’an,” terangnya.
“Kalau mau berdoa selalu teringat bahwa Allah masih ingat,” imbuhnya.
Advertisement
Pandangan Kristen tentang Pengulangan Doa
Dalam ajaran Kristen, Matius 6:7-9 memberikan peringatan terhadap doa yang bertele-tele dan tanpa makna. Ayat ini tidak secara mutlak melarang pengulangan doa, tetapi lebih menekankan pada kualitas dan ketulusan doa itu sendiri. Pengulangan doa yang kosong dan tanpa makna tidak dianjurkan, sedangkan pengulangan doa yang bermakna dan tulus justru diterima.
Praktik pengulangan doa dalam konteks ibadah tertentu, seperti Rosario bagi umat Katolik, dimaknai sebagai ungkapan kasih dan penghayatan yang tulus kepada Tuhan. Pengulangan doa dalam konteks ini bukan bertujuan untuk memaksa Allah mengabulkan permintaan, melainkan sebagai bentuk meditasi dan perenungan yang mendalam akan kasih Tuhan.
Oleh karena itu, penting untuk memahami konteks pengulangan doa. Pengulangan doa yang dilakukan dengan penuh keikhlasan dan ketulusan, dengan pemahaman yang mendalam terhadap makna doa tersebut, akan lebih diterima oleh Tuhan. Sebaliknya, pengulangan doa yang hanya dilakukan secara mekanis dan tanpa makna tidak akan memberikan dampak yang berarti.
Kesimpulan: Keikhlasan dan Ketulusan dalam Berdoa
Baik dalam Islam maupun Kristen, inti ajaran tentang doa menekankan pentingnya keikhlasan dan ketulusan. Pengulangan doa yang dilakukan tanpa makna dan hanya sebagai ritual belaka tidak dianjurkan. Fokus utama dalam berdoa adalah kualitas doa, bukan kuantitasnya. Berdoa dengan penuh konsentrasi dan ketulusan akan lebih bernilai daripada mengulang-ulang doa yang sama tanpa pemahaman yang mendalam. Dengan demikian, marilah kita selalu berdoa dengan penuh keikhlasan dan ketulusan, menyerahkan segala permohonan kita kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Advertisement
