Perangi ISIS, Menlu AS Minta Otorisasi Senat

Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry memberi pernyataan di Senat untuk mendapatkan persetujuan atas permintaan Presiden Barack Obama.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 12 Mar 2015, 10:11 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2015, 10:11 WIB
menlu as john kerry
UKM Kacang Mete RI Menang Penghargaan Spesial dari Menlu AS (Foto:redknucklepolitics.com)

Liputan6.com, New York - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry berbicara di Senat meminta persetujuan mereka, agar Pemerintah diberikan otorisasi menggunakan kekuatan untuk menumpas gerakan kelompok garis keras, Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Kepada Komisi Hubungan Luar Negeri Senat pada Rabu 11 Maret waktu setempat, Kerry mengatakan, persetujuan Kongres itu akan menghapus keraguan apapun bahwa warga Amerika bersatu dalam upaya melawan militan tersebut. Termasuk siapapun yang terkait dengan kelompok itu .

"Dukungan Senat akan mengirim pesan tegas kepada pemimpin ISIS. Mereka harus memahami bahwa mereka tidak bisa memecah belah kita," ujar Kerry di depan anggota Senat seperti dikutip dari VOA News, Kamis (12/3/2015).

"Jangan biarkan mereka melakukan itu. Mereka tidak bisa mengintimidasi kita. Mereka tidak bisa mengalahkan kita," jelas dia.

Meskipun Presiden Obama sudah memiliki wewenang sah untuk mengambil tindakan terhadap ISIS, Kerry mengatakan otorisasi Kongres akan memberi presiden keleluasaan yang lebih besar guna memimpin kampanye militer yang berhasil.

Kerry meminta kepada Senat untuk menghindari politik partai ketika mempertimbangkan permintaan presiden itu. Ia juga menambahkan, tanggapan terhadap ancaman ISIS bukan isu partisan.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry mengungkapkan, semua anggota koalisi internasional yang menentang kelompok ISIS sepakat bahwa ideologi kelompok itu harus dihancurkan.

"Serangan militer saja tidak cukup untuk mengalahkan kelompok itu (ISIS)," jelas John Kerry dalam petemuan tingkat tinggi pertama koalisi internasional di Brussel seperti dikutip dari BBC, Kamis 4 Desember 2014. (Tnt/Sun)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya