Misteri Bintik Hitam 'Pembunuh' Foto Lawas

Sejumlah foto lawas dalam arsip Library of Congress diberi bintik-bintik hitam.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 04 Apr 2016, 12:46 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2016, 12:46 WIB
Misteri Bintik Hitam Pada Foto Lawas
Jika ada foto yang tidak diperkenannya, Robert Styker tidak sekedar menyingkirkannya, tapi membolongi negatif film tersebut. (Sumber Mashable)

Liputan6.com, Washington, DC - Sejumlah arsip foto yang berasal dari tahun 1930-an di AS bertaburan bintik-bintik hitam. Bintik-bintik itu terletak secara hampir acak pada foto-foto lawas, terkadang ada yang di wajah seseorang, di langit, atau di pojok ruangan dalam foto-foto yang dimaksud.

Dikutip dari Mashable pada Senin (4/4/2016), bintik hitam itu ternyata sengaja dibubuhkan oleh Roy Stryker, seorang direktur program foto dokumenter untuk Farm Security Administration (FSA) pada masa Depresi Besar tahun 1930-an. FSA adalah lembaga pemerintah AS yang bertanggung jawab pada masalah ketahanan pangan.

Pejabat itu bertanggungjawab mempekerjakan sejumlah juru foto, antara lain Dorothea Lange, Walker Evans, Arthur Rothstein, dan Gordon Parks. Mereka ditugaskan menyebar ke seantero negeri untuk merekam pergulatan kaum miskin masyarakan desa di AS.

Jika ada foto yang tidak diperkenannya, Robert Styker tidak sekedar menyingkirkannya, tapi membolongi negatif film tersebut. (Sumber Mashable)

Stryker adalah seorang yang sangat terdidik dalam bidang ekonomi dan ia membekali para juru foto dengan hasil riset dan informasi yang kaya untuk mempersiapkan mereka menunaikan tugasnya.

Ia sangat gigih menuntut kerja sebaik mungkin dari para bawahannya sehingga ada pandangan agak kurang sedap terhadapnya.

Menurut fotografer veteran Ben Shahn, “Roy agak sedikit bersifat diktator dalam melakukan edit dan ia merusak sejumlah gambar saya walaupun belakangan dihentikannya. Ia membolongi negatifnya. Beberapa di antara sangat tak ternilai.”

Jika ada foto yang tidak diperkenannya, Robert Styker tidak sekedar menyingkirkannya, tapi membolongi negatif film tersebut. (Sumber Mashable)

Ketika para juru foto kembali dengan membawa negatif film (dulu belum ada foto digital), Stryker atau para pembantunya akan melakukan edit secara ketat.

Jika ada foto yang tidak diperkenannya, ia tidak sekedar menyingkirkannya, tapi membolongi negatif film tersebut untuk 'membunuh' foto.

Stryker tidak memiliki kriteria atau cara tertentu untuk menentukan foto yang harus dimusnahkan. Bisa jadi karena gambarnya berulang atau jelek. Atau dipandang gagal menangkap suasana sosioekonomi saat itu.

Jika ada foto yang tidak diperkenannya, Robert Styker tidak sekedar menyingkirkannya, tapi membolongi negatif film tersebut. (Sumber Mashable)

Mungkin juga karena dia ingin meminta para fotografer bekerja lebih cermat, atau sekedar sedang galau.

Ada sejumlah foto yang ‘dibunuh’ dengan cara membolongi sisi-sisinya untuk menandai penolakan, tapi sejumlah lainnya dilakukan dengan menghilangkan wajah atau tubuh subyek foto sehingga tidak layak lagi naik cetak.

Tidak satupun juru foto yang terluput dari ‘kegalakan’ Stryker. Mereka keberatan dengan perilaku merusak itu hingga akhirnya Stryker melunak pada 1939.

Jika ada foto yang tidak diperkenannya, Robert Styker tidak sekedar menyingkirkannya, tapi membolongi negatif film tersebut. (Sumber Mashable)

Ribuan foto yang tersingkirkan oleh FSA sekarang disimpan di arsip Library of Congress, bersama-sama dengan gambar-gambar penting yang luput dari alat pembolong Styker.

Edwin Rosskam, fotografer kawakan mengkritik keputusan Styker.

“Bagi saya, pembolongan negatif merupakan hal yang bersifat barbar…Saya yakin ada beberapa gambar yang penting malah tersingirkan karena tidak ada yang bisa menjelaskan cerita di baliknya.”

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya