Liputan6.com, Zagreb - Kondisi politik Kroasia bergejolak. Perdana Menteri, Tihomir Oreskovic mendapat desakan besar untuk mundur dari partai penguasa pemerintahan HDZ.
Meski mendapat tekanan, Oreskovic masih mencoba melawan. Dia memastikan, sama sekali tidak punya niatan untuk mundur dari jabatannya saat ini.
"Saya tak akan mundur. Jika (pengunduran diri saya lakukan) dapat diartikan saya bersalah dan menerima semua tuduhan yang dialamatkan pada saya," jelas Oreskovic, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (11/6/2016).
Advertisement
"Saat ini saya hanya ingin merespons semua tuduhan dengan bicara di parlemen yang sudah memberikan persetujuan bagi saya untuk menjadi PM. Ini adalah masalah kehormatan," tegasnya.
Baca Juga
Beberapa waktu belakangan, PM Oreskovic harus menghadapi guncangan politik. Turbelensi itu dimulai saat dia gagal menangani perseteruan antara Partai HDZ dan anggota koalisinya.
Sejumlah Politisi HDZ mengatakan tindakan ini memang sengaja dilakukan Oreskovic. Diyakini, orang nomor satu di pemerintahan Kroasia itu ingin memperkuat kekuasaannya di negara pecahan Yugoslavia ini.
Tindakan itu, menurut Partai HDZ sangat disayangkan. Pasalnya, Oreskovic terbukti lebih mementingkan kepentingan pribadi dibanding memperbaiki kondisi ekonomi Kroasia yang tengah karut marut.
Keadaan diperparah saat Oreskovic kembali dituduh menggunakan kekuasaan untuk meningkatkan bisnis pribadi sang istri, yang sekarang tengah melakukan lobi ekonomi kepada perusahaan energi asal Hungaria, MOL. Perusahaan tersebut merupakan pemegang saham terbesar di salah satu perusahaan minyak asal Kroasia, Ina.
Hal tersebut berakibat buruk. Pasalnya, terjadi perselihan antara pemerintah pusat di Zagreb dan MOL terkait hak manajemen dan strategi investasi di INA.
Situasi diperkirakan semakin memburuk usai, HDZ berencana melancarkan mosi tidak percaya demi menggulingkan sang Perdana Menteri dari kekuasaan.