Kemlu: Waktu Kedatangan Wapres AS Belum Bisa Dipastikan

Kementerian Luar Negeri mencari waktu untuk kunjungan kenegeraan Mike Pence.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 15 Mar 2017, 21:45 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2017, 21:45 WIB
Mike Pence
Mike Pence

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir belum bisa memastikan kapan pastinya Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Mike Pence akan datang ke Indonesia.

Sebelumnya, kabar mengenai kedatangan Pence disampaikan oleh Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto.


Pria yang kerap disapa Tata ini mengatakan, waktu kedatangan masih dicari. Jika sudah didapat, wakti kedatangan Pence akan disampaikan.

"Waktu terus dibahas apa bila waktu tiba akan dikonfirmasikan," sebut Tata di press briefing mingguan Kemlu, Rabu (15/3/2017).

Meski belum dipastikan kapan, lawatan Pence merupakan suatu kehormatan bagi Indonesia. Sebab, kunjungan tersebut adalah bukti kuatnya hubungan Indonesia dan AS.

"Kita sambut baik upaya peningkatan hubungan kedua negara Indonesia dan Amerika Serikat kita memiliki patnership yang kuat (dengan AS)," jelas dia.

Pada Senin 13 Maret lalu, Wiranto melakukan pertemuan dengan Duta Besar AS Joseph Donovan. Rencana pertemuan Pence jadi salah fokus pembahasan.

"Tadi sudah dibincangkan mengenai rencana kunjungan Wakil Presiden Amerika Serikat ke Indonesia," sebut Wiranto dalam keterangan pers kepada Liputan6.com, Selasa (14/3/2017).

"Kita bincangkan substansi apa yang kira-kira nanti bisa dijadikan acuan untuk Presiden Jokowi. Kita bicarakan hal-hal yang menyangkut masalah strategis yang dapat dibicangkan kedua negara," ucap Wiranto.

Selain soal rencana lawatan Pence, pertemuan antara Wiranto dan Donovan juga membahas upaya peningkatan hubungan AS-RI. Meski sudah begitu kuat, masih ada ruang untuk memperat hubungan.

Wiranto melihat indikasi penguatan hubungan AS dan Indonesia berpotensi untuk terjadi. Pemerintahan baru yang ada di Negeri Paman Sam diharapkan jadi momentum tepat peningkatan hubungan.

"Pemerintahan administrasi baru Amerika Serikat yang dipimpin oleh Presiden Donald Trump tentu kita mengharapkan bahwa partnership comprehensive ataupun strategic partnership tetap dilanjutkan," ucap dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya