'Kim Kardashian' Afghanistan Nekat Gelar Konser di Tengah Teror

Aryan Sayeed tetap menggelar konsernya meski mendapat pertentangan dari kaum konservatif dan ancaman serangan.

oleh Citra Dewi diperbarui 21 Agu 2017, 13:21 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2017, 13:21 WIB
Aryana Sayeed
Aryana Sayeed (AFP)

Liputan6.com, Kabul - Ratusan anak muda menghadiri konser seorang bintang pop Afghanistan, Aryana Sayeed, di Kabul. Acara tersebut tetap digelar meski terdapat pertentangan dari kaum konservatif dan ancaman serangan.

Konser digelar di tengah pengamanan ketat di Intercontinental Hotel pada 19 Agustus 2017 waktu setempat.

Sebelumnya, acara tersebut dijadwalkan diadakan di stadion Ghazi sebagai peringatan Hari Kemerdekaan. Namun pihak berwenang mengatakan, mereka tak dapat menjamin keamanan di tempat itu.

Meski demikan, Sayeed tak lantas membatalkan konsernya. Ia memilih tempat lain untuk menghibur para penggemarnya. Hal tersebut pun disambut positif oleh fansnya.

"Terlepas dari adanya ancaman, aku tak mengira bahwa sejumlah besar perempuan akan hadiri di sini. Untungnya jumlah perempuan lebih besar dibanding laki-laki," ujar Bahar Sohaili yang hadir dalam konser tersebut.

"Aku bertanya kepada beberapa perempuan, 'Kenapa kamu ada di sini?' Mereka berkata kepadaku bahwa kehadirannya untuk melawan orang-orang yang menentang konser tersebut," imbuh dia.

Dikutip dari BBC, Senin (21/8/2017), penggemar Sayeed mendeskripsikan dirinya sebagai Kim Kardashian versi Afghanistan. Bintang pop itu dikenal akan rambut panjangnya dan pakaian ketat, yang dianggap tabu oleh banyak orang di Afghanistan.

Musiknya campuran dari lagu-lagu tradisional dan folk yang dikemas menjadi musik pop. Sayeed bernyanyi menggunakan dua bahasa utama Afghanistan, yakni Dari dan Pashto.

Sehari sebelum menggelar konsernya, Sayeed mengatakan bahwa dirinya terus bertekad untuk melanjutkan konser tersebut, meski mendapat ancaman.

"Aku menganggap ini sebagai alasan yang sangat baik untuk bisa memberikan sedikit kebahagiaan kepada orang Afghanistan, yang sangat membutuhkannya saat ini," ujar Sayeed.

Ia beberapa kali menerima sejumlah ancaman pembunuhan dari mereka yang menyebut bahwa pakaian dan penampilannya merupakan penghinaan terhadap budaya Afghanistan.

"Ada beberapa orang di Afghanistan yang menentang musik, menentang adanya perayaan baik Tahun Baru maupun Idul Fitri. Aku rasa hari ini kita perlu berdiri berama dan melawannya," kata Sayeed.

Sayeed mengatakan, keuntungan konser tersebut akan ia sumbangkan kepada keluarga korban yang tewas di tangan militan dalam sebuah serangan di desa Mirza Olong, Provinsi Sar-e-Pul.

 

Simak video berikut ini:

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya