Trump Tak Senang Menkes AS Gunakan Pesawat Carteran Saat Bertugas

Keputusan Menkes AS Tom Price untuk menggunakan pesawat carteran saat bertugas dianggap sebagai bentuk pemborosan uang rakyat.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Sep 2017, 06:27 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2017, 06:27 WIB
Menteri Layanan Kesehatan dan Kemanusiaan Amerika Serikat Tom Price
Menteri Layanan Kesehatan dan Kemanusiaan Amerika Serikat Tom Price (AP)

Liputan6.com, Washington, DC - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan ia "tidak senang" karena Menteri Layanan Kesehatan dan Kemanusiaan Tom Price menggunakan pesawat carteran untuk urusan dinas.

Trump menambahkan bahwa dia sangat memerhatikan masalah ini. Pernyataannya tersebut diungkapkan kepada wartawan sebelum ia bertolak ke Indiana untuk mengumumkan rencana pajak baru.

Ketika ditanya apakah dia berencana memecat Price, Trump hanya menjawab, "Kita lihat saja nanti". Demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia pada Jumat (29/9/2017).

Inspektur jenderal kesehatan dan layanan kemanusiaan mengatakan sedang memeriksa semua penerbangan Price untuk mengetahui apakah ia melanggar peraturan perjalanan pemerintah.

Price mencarter pesawat untuk perjalanan dinas terkait krisis opioid dan bantuan badai. Langkah ini mendapat kecaman keras dari anggota Kongres yang menilai penggunaan pesawat carteran adalah pemborosan uang rakyat.

 

 

Menkeu AS Gunakan Jet Pemerintah untuk Bulan Madu?

Sebelumnya, Menteri Keuangan Amerika Serikat Steve Mnuchin (54) dikabarkan meminta fasilitas jet milik pemerintah untuk pergi bulan madu ke sejumlah negara di Eropa. Dugaan ini tengah diselidiki oleh Inspektur Jenderal Departemen Keuangan AS.

Menurut laporan ABC News, Mnuchin meminta fasilitas berupa sebuah pesawat milik Angkatan Udara AS -- biaya operasional jet tersebut dilaporkan sekitar US$ 25 ribu per jam -- untuk mengangkut ia dan istrinya Louise Linton (34) ke Skotlandia, Prancis, dan Italia pada musim panas lalu.

Mnuchin sendiri baru melangsungkan pernikahan dengan Linton pada Juni lalu. Pesta mewah keduanya turut dihadiri oleh Presiden Donald Trump dan Ibu Negara Melania Trump.

Seorang juru bicara Departemen Keuangan mengatakan kepada ABC News bahwa Mnuchin yang merupakan seorang bankir di Goldman Sachs meminta fasilitas jet tersebut demi memastikan jalur komunikasinya aman. Namun, Mnuchin membatalkan permintaan tersebut setelah menemukan cara lain.

Juru bicara tersebut mengatakan, "Menkeu adalah anggota Dewan Keamanan Nasional dan bertanggung jawab atas Kantor Terorisme dan Intelijen Keuangan. Sangat penting bagi dia memiliki akses komunikasi yang aman dan adalah tugas kami untuk mempertimbangkan berbagai pilihan demi memastikan ia mendapat fasilitas tersebut selama perjalanannya, termasuk kemungkinan penggunaan pesawat militer".

Bepergian dengan pesawat militer biasanya diperuntukkan bagi anggota kabinet yang berhubungan langsung dengan keamanan nasional.

Isu ini kabarnya dijadikan senjata oleh kubu Demokrat. Ron Wyden, salah satu tokoh penting Demokrat yang duduk di Komite Keuangan Senat mengungkapkan, "Anda tidak butuh buku panduan untuk mengatakan, ini salah."

Seperti dilansir The Guardian, Mnuchin sebelumnya sudah menghadapi penyelidikan terkait dengan perjalanannya bersama sang istri ke Fort Knox pada 21 Agustus, bertepatan dengan saat terjadinya Gerhana Matahari di AS. Counsel Rich Delmar mengatakan kala itu, "Kami tengah mengevaluasi perjalanan Menteri pada 21 Agustus...untuk memastikan bahwa itu sesuai dengan kebijakan, etika, hukum dan sebagainya".

Pihak Mnuchin bersikeras bahwa keberadaan sang menteri di sana untuk menghadiri pertemuan mengenai reformasi pajak, bukan menyaksikan fenomena Gerhana Matahari. Disebutkan pula bahwa pasangan itu akan mengganti biaya perjalanan yang digunakan istri Mnuchin.

Namun, pada hari Senin lalu, Citizens for Responsibility and Ethics di Washington mendesak Departemen Keuangan untuk merilis dokumen yang berkaitan dengan perjalanan tersebut. "Kami mendesak untuk segera diungkapkan karena rakyat AS berhak mendapat lebih banyak informasi".

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya