Israel Tutup 8 Media Palestina di Tepi Barat, Alasannya?

Penutupan media ini dipicu tudingan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut mempromosikan kekerasan dan terorisme melawan Israel.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 19 Okt 2017, 13:02 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2017, 13:02 WIB
Israel tutup sejumlah perusahaan media Palestina di Tepi Barat
Israel tutup sejumlah perusahaan media Palestina di Tepi Barat (AP Photo/Mahmoud Illean)

Liputan6.com, Tepi Barat - Tentara Israel menahan dua orang warga Palestina dan menutup delapan perusahaan media di Tepi Barat dalam gelombang penggerebekan yang terjadi pada Selasa malam waktu setempat.

Otoritas Israel, COGAT, pada Rabu menyebutkan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut ditutup karena mempromosikan "kekerasan dan terorisme melawan rakyat Israel" serta menyediakan informasi bagi media Palestina kepunyaan kelompok Hamas. Demikian seperti dikutip dari ABC News pada Kamis (19/10/2017).

Disebutkan bahwa kedua warga Palestina yang ditangkap adalah karyawan dari perusahaan yang ditutup. Selain itu, sejumlah peralatan dan dokumen juga turut disita dalam penggerebekan oleh Israel.

Adapun Wakil Menteri Informasi Palestina Mahmoud Khalefeh mengatakan bahwa penutupan sejumlah perusahaan media tersebut sebagai "pelanggaran kebebasan pers di Palestina". Menurutnya, langkah Israel itu ditujukan untuk mencegah mereka "melaporkan pelanggaran HAM yang terjadi setiap harinya oleh Israel".

Sementara itu, Juru Bicara Pemerintah Palestina Yusuf Mahmoud mengatakan, "Praktik ini merupakan bagian dari mentalitas yang menolak perdamaian".

Al Jazeera yang mengutip kantor berita Anadolu melansir bahwa jumlah warga Palestina yang ditahan otoritas Israel adalah 14 orang.

Penggerebekan terhadap sejumlah perusahaan media ini terjadi kurang lebih sepekan setelah dua kelompok Palestina yang bertikai, Hamas dan Fatah, mencapai kesepakatan untuk berdamai setelah berseteru selama satu dekade. Keduanya menandatangani kesepakatan rekonsiliasi pada 12 Oktober.

Merespons perdamaian tersebut, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pekan lalu mengatakan bahwa Israel menentang kesepakatan yang melibatkan Hamas. Kecuali, senjata kelompok itu dilucuti dan mereka mengakui eksistensi Israel -- permintaan serupa juga dilontarkan Amerika Serikat.

Wilayah Gaza dan Tepi Barat, selama 50 tahun terakhir terus berada di bawah pengepungan dan pendudukan Israel.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya