Liputan6.com, Glasglow - Seorang perempuan asal Skotlandia, Karon Grieve, mengalami sensasi menjadi penumpang pesawat pribadi dengan hanya membayar US$ 60 atau sekitar Rp 814 ribu.
Hal itu dialaminya saat ia menjadi satu-satunya penumpang Jet2 tujuan Yunani. Padahal, pesawat tersebut dapat mengangkut 189 penumpang. Karon mengaku, perjalanannya itu terasa sangat tidak nyata.
"Kru tiba -- pilot, pegawai utama, dan pramugari. Mereka pun tahu namaku," ujar Karen seperti dikutip dari CNN, Kamis (26/10/2017).
Advertisement
"Mereka semua datang kepadaku dan berkata, 'Hai Karen, apa kabar?' Mereka semua tertawa dan berkata bahwa aku sedang menaiki pesawat pribadi." imbuh dia.
Baca Juga
Meski ia menjadi satu-satunya penumpang di sana, seorang pramugari tetap memperagakan prosedur keselamatan sebelum lepas landas.
"Ia (pramugari) berdiri dan memperagakan semuanya dan ia berkata bahwa dirinya harus melakukannya, karena itu adalah persyaratan hukum," kata Karen.
"Ia harus memperagakan semuanya di depanku, dan aku satu-satunya yang duduk di sana. Aku tak bisa berhenti tertawa, aku tertawa terbahak-bahak,"ujar dia.
Penerbangan pada 22 Oktober 2017 itu adalah penerbangan terakhir dari Glasgow, Skotlandia, ke Kreta, Yunani, pada tahun ini.
"Kami senang bahwa Karon mendapat pengalaman layanan penumpang VIP," ujar juru bicara Jet2.
Karon pun mem-posting foto dirinya yang sedang memegang gelas dengan latar belakang kursi penumpang yang kosong.
Meski Karon mendeskripsikan perjalanannya sebagai sesuatu yang luar biasa, masih ada warganet yang menanggapinya secara negatif. Banyak di antara mereka yang berpendapat bahwa hanya mengangkut satu-satunya penumpang hanya membuang-buang bahan bakar pesawat.
"Selalu ada seseorang yang memiliki pikiran negatif, ya?" ujar dia.
"Ada banyak cerita tentang maskapai bertarif murah dan ini menjadi cerita tentang pengalaman menyenangkan. Mengapa orang-orang harus menjelek-jelekannya? Itu merupakan hal yang buruk," imbuh dia.
Â
Wanita China Ini 'Penumpang Paling Beruntung Dunia'
Tak hanya Karon Grieve yang pernah merasakan sensasi menjadi penumpang jet pribadi di pesawat komersial. Hal itu juga dialami oleh perempuan asal China bernama Zhang.
Di saat orang-orang di China tengah berjibaku untuk bisa pulang demi merayakan Tahun Baru China atau Hari Raya Imlek, tak demikian dengan Zhang. Ia malahan bisa memilih kursi penerbangannya bahkan bisa berpindah-pindah, karena hanya dirinya lah satu-satunya penumpang.
Banyak ruang untuk kakinya, ada layanan pribadi dan tidak ada bayi menangis atau sesama penumpang yang iseng dalam penerbangan pulang ke Guangzhou untuk liburan Imlek.
Hal itu terjadi akibat delay atau penundaan penerbangan pada jadwalnya, yang membuat semua penumpang memilih terbang lebih awal dan meninggalkan Zhang sendirian di pesawat. Di waktu yang bersamaan dengannya, lebih dari 100 ribu penumpang kereta api terdampar di stasiun Guangzhou pada awal Februari 2016.
Hujan salju yang menyebabkan kekacauan pada jalur kereta itu juga menyebabkan penundaan beberapa penerbangan di Wuhan, termasuk penerbangan CZ2833 ke Guangzhou yang membawa Zhang.
Sebagian besar penumpang mengambil tawaran untuk terbang sebelumnya, tapi Zhang memilih untuk tidak melakukannya dan tetap pergi dengan penerbangan semula. Itu lah yang membuatnya menjadi satu-satunya penumpang.
Dia pun merasa bahagia atas pengalaman tak terlupakan itu, dan menuliskannya di situs micro-blogging populer China, Weibo.
"Aku merasa sangat senang, itu adalah pengalaman hidup yang langka bagiku. Aku baru merasakannya. Aku merasa seperti seorang rockstar," katanya kepada BBC, menambahkan bahwa anggota keluarganya semua memilih menggunakan pesawat untuk pulang merayakan liburan Tahun Baru China.
Postingannya menarik ratusan orang di Weibo.
"Pengalaman terbang yang menyenangkan, Anda memang sangat beruntung mendapatkan layanan seperti itu saat jadwal bepergian kacau," komentar salah satu pengguna Weibo mengacu pada migrasi manusia yang mudik massal untuk merayakan Tahun Baru China.
"Anda jelas penumpang yang paling beruntung di dunia - turut senang," kata yang lain.
Pengalaman unik itu juga mendapat kritikan. Mereka yang tak sependapat menilai bahwa itu adalah pemborosan pihak maskapai.
"Mengingat ribuan orang mencoba untuk pulang merayakan Tahun Baru China, bukankah ini boros?" kata salah satu netizen China.
Pengguna lain merasa bahwa maskapai seharusnya menunggu pesawat terisi penuh sebelum beroperasi kembali. "Buang-buang bahan bakar juga," tambah pengguna lainnya.
Advertisement