Liputan6.com, Seoul - Kepala meteorologi Korea Selatan baru-baru ini memperingatkan jika Korea Utara kembali nekat menggelar uji coba nuklir di pegunungan, akan ada bahaya mengintai. Yakni, kebocoran material radioaktif.
"Sebuah lubang berongga hingga 100 m di dasar Gunung Mantap bisa meledak kapan saja jika uji coba kembali dilakukan," kata Nam Jae-cheol seperti dikutip dari BBC Selasa (31/10/2017).
Baca Juga
Detail Hyundai Palisade 2025 Mulai Diungkap, Ada Versi ICE dan HybridÂ
Kaleidoskop 2024: Deretan Berita Menggemparkan Dunia, Pernikahan Sesama Jenis Menlu Australia hingga Darurat Militer Korsel
Kasus Dugaan Penipuan Paket Wisata ke Korea Selatan oleh Influencer Malaysia, Kerugian Capai Rp1,64 Miliar
Uji coba nuklir terakhir Pyongyang pada awal September telah memicu beberapa tanah longsor.Korea Utara telah melakukan enam uji coba nuklir sejak 2006.
Advertisement
"Ada ruang hampa, yang panjangnya sekitar 60 sampai 100 meter, di dasar Gunung Mantap di lokasi Punggye-ri," kata Nam seperti dikutip oleh kantor berita Korea Selatan Yonhap.
"Jika tes nuklir lain terjadi, ada kemungkinan runtuh dan bisa terjadi kebocoran material radioaktif," ujar Nam.
Lokasi uji coba di Punggye-ri, terletak di daerah pegunungan di timur laut negara itu. Kawasan itu dianggap sebagai fasilitas nuklir utama Pyongyang dan satu-satunya lokasi uji coba nuklir aktif di dunia.
Kekhawatiran akan bocornya radioaktif telah diungkap oleh ahli geologi China. Kepada surat kabar Hong Kong, China Morning Post, pakar asal China memperingatkan pejabat Korea Utara bahwa uji coba lainnya di fasilitas Punggye-ri dapat menyebabkan keruntuhan besar dan kebocoran limbah radioaktif. Pernyataannya tersebut dilontarkan setelah uji coba Pyongyang pada bulan September.
Secara terpisah, surat kabar utama Korea Utara, Rodong Sinmun, mengatakan bahwa negara tersebut memiliki hak berdaulat untuk meluncurkan satelit di kawasan itu.
Pernyataan tersebut muncul di tengah spekulasi bahwa Pyongyang mungkin segera meluncurkan satelit - yang secara luas dilihat sebagai uji coba teknologi rudal balistik di negara tersebut.