Liputan6.com, Manila - Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan melakukan lawatan ke berbagai negara di kawasan Asia Pasifik. Lawatan itu akan menjadi kunjungan internasional terpanjang Trump sejak menjabat sebagai POTUS.
"Kunjungan itu menunjukkan komitmen Presiden dan AS dalam berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di kawasan," jelas seorang pejabat senior Gedung Putih dalam teleconference press briefing dari Manila bersama sejumlah jurnalis yang berbasis di Asia Pasifik, pada Senin, 30 Oktober 2017 waktu setempat.
Pejabat itu menjelaskan, Trump dan delegasi secara berurutan akan mengunjungi Jepang, Korea Selatan, China, Vietnam, dan Manila.
Advertisement
Di Jepang, sekitar 5 - 7 November, Presiden ke-45 AS itu akan membahas soal mekanisme kooperasi ekonomi kedua negara via US - Japan Economic Dialogue. Dialog itu akan membuka jalan guna rencana investasi, program pengembangan infrastruktur energi dan LNG, serta promosi transparansi ekonomi kedua negara untuk ke depannya.
Baca Juga
Sementara di Korea Selatan, Presiden Trump akan bertemu dengan Presiden Moon Jae-in. Isu ekonomi yang akan dibahas oleh keduanya adalah proses untuk menciptakan neraca perdagangan yang seimbang antara AS - Korsel.
Selanjutnya di China, orang nomor satu AS itu akan membahas tentang kerja sama ekonomi yang resiprokal antara Washington dan Beijing, menjaga stabilitas neraca perdagangan kedua negara, serta mendesak Negeri Tirai Bambu dalam komitmennya untuk menerapkan prinsip "market oriented economy".
"Sedangkan di Vietnam, Presiden Trump akan mengunjungi Hanoi dalam kapasitas resmi kenegaraan. Dari Hanoi, Presiden akan berkunjung ke Da Nang untuk menghadiri forum Asia Pacific Economic (APEC). Selama di Vietnam, Presiden akan membahas mengenai relasi perdagangan, mekanisme transparansi ekonomi, serta menangani defisit PDB AS," tambah sang pejabat Gedung Putih.
Pada forum APEC di Da Nang, Trump dan delegasi juga akan menggalakkan isu "women participation in economic in the region".
Terakhir, Presiden Trump akan berkunjung ke Manila pada 12 - 13 November untuk menghadiri pertemuan US - ASEAN Summit. Di sela-sela forum, Trump direncanakan akan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte dan PM Australia Malcolm Turnbull. Negeri Kanguru merupakan salah satu negara mitra ASEAN di kawasan yang turut hadir dalam forum tersebut.
Ketika ditanya mengenai ada tidaknya isu Korea Utara yang tercantum dalam agenda pembahasan lawatan Trump ke sejumlah negara tersebut, sang pejabat senior Gedung Putih menjelaskan, "Tentang Korea Utara, hal tersebut menjadi isu penting bagi sejumlah negara di dunia."
"Apa yang kita (AS) lakukan nanti, sama seperti apa yang telah kita laksanakan pada bulan-bulan sebelumnya, yakni mendesak Korea Utara dan berbagai negara untuk mematuhi sanksi dan resolusi (Dewan Keamanan) PBB," ucap pejabat senior Gedung Putih.
"Mereka harus menghentikan bisnis dan arus finansial Korea Utara. Serta mengendurkan atau bahkan menghentikan relasi diplomatik dengan Korut. Kita akan menjamin setiap hal tersebut dalam setiap pertemuan bilateral maupun dengan berbagai komunitas internasional."