Trump kepada Kim Jong-un: Tombol Nuklir AS Lebih Besar dan Kuat

Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali melontarkan gertakan kepada pemimpin Korut Kim Jong-un pada Rabu, 3 Januari 2018.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 03 Jan 2018, 12:26 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2018, 12:26 WIB
Kicauan Donald Trump Pertama pada 2018: Pakistan Penipu
Kicauan Donald Trump Pertama pada 2018: Pakistan Penipu (SAUL LOEB / AFP)

Liputan6.com, Washington, DC - Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali melontarkan gertakan kepada pemimpin Korea Utara Kim Jong-un pada Rabu, 3 Januari 2018.

Lewat gertakan yang dilayangkan melalui Twitter, Trump menyombongkan kapabilitas nuklir milik Negeri Paman Sam -- sebuah tindakan yang dinilai akan semakin meningkatkan tensi tinggi antara kedua negara, demikian seperti dikutip dari CNN, Rabu (3/1/2018).

"Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un telah mengatakan bahwa 'tombol nuklir' telah ada di mejanya sepanjang waktu," tulis @realDonaldTrump mengawali gertakannya.

"Bisakah salah satu orang Korut -- yang tengah kehabisan pangan dan kelaparan --  memberitahukan kepadanya (Kim Jong-un) bahwa saya (Trump) juga memiliki tombol nuklir, tapi punya saya lebih besar dan lebih kuat daripada miliknya (Kim). Dan tombol saya berfungsi!" tulis sang Presiden AS.

Saling Balas Komentar

Tweet terbaru Donald Trump tersebut muncul beberapa hari usai retorika agresif yang dilayangkan oleh pemimpin Korea Utara pada Senin, 1 Januari 2018. Sehingga, keduanya tampak seperti sedang melakukan rangkaian komentar agresif yang saling berkelindan.

Dua hari lalu, dalam pidato Tahun Barunya, Kim Jong-un mengatakan, "Seluruh daratan utama Amerika Serikat berada dalam jangkauan senjata nuklir kami dan tombol nuklir selalu ada di atas meja kantor saya. Mereka (AS) harus sadar bahwa ini bukan ancaman, namun sebuah realita."

Namun, selain retorika agresif tersebut, Kim Jong-un juga menyampaikan komentar yang cukup langka. Ia mengatakan bahwa negaranya berkeinginan untuk melakukan dialog resolusi damai dengan Korea Selatan.

Donald Trump sendiri, sebelum melontarkan Tweet ejekan tentang 'Tombol Nuklir Besar AS' sempat terlebih dulu menggunggah sebuah kicauan guna merespons pidato Tahun Baru 2018 Kim Jong-un.

"Sanksi dan berbagai tekanan lain mulai memberikan dampak besar terhadap Korea Utara. Tentara mereka, (lewat proses yang) membahayakan diri sendiri, telah membelot ke Korea Selatan," tulis @realDonaldTrump pada Selasa, 2 Januari 2018.

Dan, mengomentari tentang niatan Korut untuk melakukan resolusi damai, Trump menulis lewat akun Twitternya, "Rocket Man (cara Trump menyebut Kim Jong-un dengan tendensi mengejek) sekarang ingin berdialog dengan Korea Selatan untuk pertama kalinya. Mungkin itu kabar baik, mungkin juga tidak. Kita lihat saja nanti."

Menimpali Trump, Sekretaris Pers Gedung Putih, Sarah Sanders mengatakan bahwa pendekatan AS ke Korea Utara tetap tidak akan berubah -- meski Kim Jong-un mengutarakan keinginan untuk melakukan dialog dengan Korea Selatan.

"AS terus menganggap Korea Utara sebagai ancaman global," kata Sanders.

Melanjutkan komentarnya tentang Korea Utara, "AS tetap mencari solusi internasional sambil menjaga semua opsi di atas meja."

Korea Selatan Mulai Membuka Potensi Dialog

Misteri Darah Daging Kim Jong-un, Siapakah Pewaris Takhta Korut?
Kim Jong-un menghadiri 7th Congress of the Korean Children's Union (KCU) Pyongyang. Foto diambil pada 6 Agustus 2016 (STR / KCNA VIA KNS / AFP)

Seperti dikutip dari CNN, seruan Kim Jong-un pada awal 2018 yang berkeinginan untuk melakukan dialog damai antara Korea Utara dan Korea Selatan adalah sebuah tonggak penting dalam konteks dinamika di Semenanjung -- yang menjadi perhatian internasional sepanjang 2017 lalu.

Sikap Korea Selatan yang membuka tangan untuk potensi dialog juga dinilai sebagai sebuah hubungan resiprokal yang positif antara kedua negara yang sejatinya sedarah-sebangsa itu.

Juru Bicara Kepresidenan Korea Selatan mengatakan pada Selasa lalu bahwa Negeri Ginseng turut mengharapkan dialog damai yang berujung resolusi antara kedua negara.

Presiden Korsel, Moon Jae-in pun pernah mengatakan bahwa ia tengah berupaya untuk merestorasis komunikasi antara Selatan dengan Utara yang terisolasi. Ia pun menyambut baik Korea Utara yang akan berpartisipasi dalam Olimpiade Musim Dingin di PyeongChang, Korea Selatan pada Februari 2018 nanti.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya