Liputan6.com, Seoul - Pembukaan Olimpiade Musim Dingin PyeongChang tinggal hitungan jam. Meski sudah dipersiapkan baik-baik, tetap saja Korea Selatan pusing bukan kepalang. Pasalnya, Kim Jong-un mengirim sang adik perempuan sebagai bagian dari delegasi Korea Utara.
Keputusan itu dikeluarkan usai mengetahui kabar terkonfirmasi bahwa Wapres AS, Mike Pence akan hadir di Korsel.
Meskipun kedua orang penting tak memiliki niat untuk bertemu satu sama lain, namun, adik Kim Jong-un dan Mike Pence duduk tak jauh satu sama lain saat upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin nanti.
Advertisement
Dikutip dari The Guardian pada Kamis (8/2/2018), pengaturan tempat duduk VIP hari Jumat membuat "sakit kepala tim protokol" tuan rumah Korea Selatan. Apalagi, Korsel mengkampanyekan ajang di Pyeongchang untuk dikenal sebagai "Olimpiade Perdamaian".
Alhasil, ada kemungkinan upacara pembukaan bisa menjadi canggung. Apalagi, Wapres Pence akan mendampingi ayah Otto Warmbier -- mahasiswa AS yang dipenjara di Korea Utara dan meninggal beberapa hari setelah kembali ke AS dalam keadaan koma tahun lalu.
Adik Kim Jong-un, Kim Yo-jong, masuk dalam daftar hitam di bawah sanksi AS. Perempuan itu mengawasi departemen propaganda rezim Kim dan telah memainkan peran yang semakin menonjol dalam Partai Pekerja yang berkuasa.
Diperkirakan dia mungkin saja membawa pesan dari saudara laki-lakinya, Kim Jong-un ke Selatan. Perempuan itu akan menjadi anggota pertama Dinasti Kim yang melintasi perbatasan Dua Korea yang secara teknis masih berperang.
Sementara itu, International Olympic Committee (OIC) menyerahkan keputusan soal tempat duduk untuk adik Kim Jong-un dan Mike Pence kepada tuan rumah Korea Selatan.
Baca Juga
Presiden IOC, Thomas Bach, mengatakan bahwa dia "tidak ingin membuat kesalahan dengan mencoba melakukan intervensi". Bisa-bisa, bukannya memberi solusi malah bikin bencana.
"Pengaturan tempat duduk VIP bikin sakit kepala pihak protokol... Soal seberapa dekat seharusnya petinggi Korea Utara dan Amerika Serikat duduk di tengah sikap Washington yang memberi sanksi dan tekanan terhadap Korea Utara? Dan siapa yang seharusnya duduk di kursi yang lebih tinggi?," kata seorang panitia.
Moon Jae-in, Presiden Korea Selatan, yang telah mendorong dialog antara Utara dan Selatan, mengatakan bahwa dia berharap "suasana damai" akan berlanjut setelah Olimpiade. Atlet dari kedua sisi perbatasan akan berbaris di bawah satu bendera.
Sementara itu, juru bicara sang presiden mengatakan Orang Nomor Satu itu akan bertemu dan makan siang dengan delegasi Korea Utara, termasuk adik Kim Jong-un pada hari Sabtu.
Sehari sebelum pembukaan, Korea Utara memamerkan kekuatan militer dalam parade dan mengurung warganya tak boleh bepergian dan memperketat perbatasan.
Beberapa pengamat mengatakan, tindak-tanduk Korea Utara itu sengaja dilakukan untuk menjauhkan hubungan antara Korea Selatan dan sekutu Amerikanya.
Delegasi AS dan Korea Utara juga mengatakan bahwa mereka tidak berniat akan melakukan pertemuan, meskipun beberapa interaksi bisa saja terjadi, mungkin saat resepsi sebelum upacara pembukaan.
"Kami tidak memiliki niat untuk bertemu dengan pihak berwenang AS selama kunjungan kami ke Selatan," kata pejabat kementerian luar negeri Korea Utara Cho Yong-Sam, menurut media pemerintah, terkait kedatangan adik perempuan Kim Jong-un.
Sumpah Wapres AS Kepada Korut
Wapres Pence, yang akan memimpin delegasi AS, telah berjanji untuk mencegah Kim "membajak pesan dan citra" Olimpiade tersebut.
"Kami akan berada di sana untuk menghibur atlet kami, tapi kami juga akan berada di sana untuk berdiri bersama sekutu kami dan mengingatkan dunia bahwa Korea Utara adalah rezim yang paling tiran dan menindas di planet ini," kata Pence pada hari Rabu.
"Kami tidak akan mengizinkan propaganda Korea Utara membajak pesan dan citra Olimpiade. Kami tidak akan membiarkan Korea Utara bersembunyi di balik spanduk Olimpiade -- menyembunyikan kenyataan bahwa mereka memperbudak rakyat dan mengancam wilayah yang lebih luas. "
Sebelum melakukan perjalanan ke Korea Selatan, Pence mengatakan bahwa AS akan segera mengungkap "sanksi ekonomi terberat dan paling agresif terhadap Korea Utara yang pernah ada" dalam upaya menekan Kim Jong-un untuk meninggalkan ambisi nuklirnya.
Dia mengatakan kepada tentara Amerika di Jepang bahwa AS "siap menghadapi kemungkinan apapun".
"Ancaman lanjutan Korea Utara telah menggerakkan Amerika Serikat untuk bertindak, dan kami akan terus bertindak dengan kewaspadaan dan membela sekutu kami," katanya kepada pasukan pada hari Kamis.
"Bagi siapa saja yang mengancam rakyat kita, sekutu kita, ketahuilah ini: di bawah komando kami, kekuatan tempur terbesar di dunia -- Amerika Serikat sudah siap untuk membela tanah air, membela sekutu, kapan saja, di mana saja. "
Jepang, sekutu AS lainnya di kawasan, telah mengambil garis keras. Perdana Menteri Shinzo Abe mengatakan bahwa negara-negara lain tidak boleh "terpikat oleh pesona ofensif Korea Utara".
Advertisement