4 Pekerjaan Manusia yang Terancam Digantikan Teknologi Kecerdasan Buatan

Beberapa negara mulai mengadopsi kecerdasan buatan untuk memaksimalkan fungsi kerja di berbagai sektor.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 25 Apr 2018, 21:00 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2018, 21:00 WIB
Ilustrasi Robot
Ilustrasi Robot (iStockPhoto)

Liputan6.com, Beijing - Perkembangan pesat teknologi kecerdasan buatan (AI) adalah sebuah fenomena global yang terus diperdebatkan, dengan China tampil sebagai pihak terdepan.

Dikutip dari South China Morning Post pada Rabu (25/4/2018), Dewan Negara China diketahui telah menyusun secara ambisius rencana strategis di bidang teknologi AI sejak 2017.

Tidak tanggung-tanggung, pemerintah Negeri Tirai Bambu sampai menggelontorkan dana sebesar satu triliun yuan (sekitar Rp 2.058 triliun) untuk menjadikan negaranya sebagai pusat inovasi kecerdasan buatan pada 2030 mendatang.

Meski oleh beberapa pihak dianggap masih terlalu dini untuk melibatkan AI dalam kehidupan sehari-hari, namun masyarakat China justru berangggapan sebaliknya.

Dukungan kuat pemerintah diyakini mampu membawa teknologi kecerdasan buatan menjadi begitu lumrah di tengah khalayak luas dalam jangka waktu tidak lama lagi.

Banyak organisasi di tingkat global, menginginkan otomatisasi berbasis AI yang berpotensi meningkatkan produktivitas dan profitabilitas.

Namun, pertanyaannya kini adalah: apakah teknologi kecerdasan buatan akan berkembang mencapai titik ketika mesin akan mengambil alih pekerjaan manusia?

Berikut adalah jawabannya, tentang kemungkinan empat jenis pekerjaan yang segera digantikan fungsinya oleh teknologi kecerdasan buatan.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

 

 

1. Penegak Hukum

Penjagaan Keamanan Daerah
Ilustrasi polisi. (Liputan6.com)

Figur serupa Robocop mungkin belum tersedia, tetapi China telah mengumumkan pada November lalu, bahwa beberapa kantor polisi di kota Wuhan, di provinsi Hubei, hanya akan diisi oleh sistem kecerdasan buatan.

Selain itu, lembaga sertifikasi nasional China, Caijing Neican, mengumkan akan menerapan secara bertahap kebijakan layanan pendaftaran virtual dan simulasi tes berkendara, yang didukung oleh teknologi pengenalan wajah (facial recognition) dari pemerintah pusat di Beijing.

2. Petugas Pembukuan

ekonomi-kalkulator-131219b.jpg
sumber: iStockphoto

Saat ini, ranah pembukuan telah mendapat beberapa terobosan sistem yang sama efektifnya dengan tenaga manusia. Sejumlah perangkat lunak akuntansi sudah menawarkan entri data otomatis, dan praktik pembukuan lainnya.

Langkah ini dipromosikan sebagai hal penting karena akan mengurangi ketidakakuratan yang disebabkan oleh kesalahan manusia, tetapi yang paling penting dari semuanya, mampu bekerja cepat dengan biaya lebih rendah.

3. Pewawancara Kerja

Siapkan 6 hal sederhana berikut ini sebelum wawancara kerja.
Siapkan 6 hal sederhana berikut ini sebelum wawancara kerja. (Foto: Istockphoto)

Beberapa perusahaan multinasional, seperti Goldman Sachs dan Unilever, telah memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan untuk mewawancarai calon karyawan, yang umumnya dilakukan melalui telewicara via webcam atau panggilan video di ponsel.

Untuk beberapa kasus, calon karyawan diminta menjawab serangkaian pertanyaan yang dikirimkan via email, atau tautan khusus di internet.

Alih-alih diketik, jawaban tersebut diminta untuk dikirimkan via rekaman video, yang nantinya akan ditelaah menggunakan algoritma khusus yang sangat 'powerful'.

Wawancara kerja dengan bantuan AI bertujuan membantu menyaring ribuan pelamar, hingga menjadi daftar pendek yang khusus dipersiapkan untuk sesi wawancara final.

 

4. Telemarketing

20151104-OJK Pastikan Enam Peraturan Akan Selesai Pada 2015
Petugas tengah melakukan pelayanan call center di Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta, Rabu (4/11/2015). OJK memastikan enam peraturan berkaitan dengan pasar modal syariah diterbitkan sebelum 2015 berakhir. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ancaman terhadap profesi telemarketing telah tampak sejak beberapa tahun terakhir, yakni ketika AI terbukti mampu menemukan target iklan, khususnya di ranah online.

Teknologi kecerdasan buatan memudahkan pelanggan untuk belajar tentang produk dan layanan paling menarik yang ditawarkan.

Selain itu, seiring dengan menurunnya tingkat penggunaan telepon saat ini, membuat popularitas penawaran iklan secara langsung itu kian memudar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya